PART 23-KEHILANGAN LAGI

26 5 0
                                    

Di atas bukit, dengan pemandangan laut dimana matahari tidak terlalu terik, angin yang berhembus, membuat rambut Hansa berterbangan, ia sedang fokus pada laptopnya. Setelah kejadian minggu lalu, kini proses hukum untuk Unity telah berjalan, semua bukti telah diurus oleh Regan yang memang berstatus pengacara dibantu oleh beberapa rekan Jude yang Hansa kenal, ia juga senang Selena dapat terlepas dari pekerjaannya, teman ibunya itu kini bisa menjalani sisa umurnya tanpa beban pekerjaan kotor.

Namun, perjalanan menghancurkan Galaxy masih panjang, entah akan berakhir kapan, tapi Hansa merasa ia harus memperjuangkannya, ia menimbang ucapan Millie kemarin, adiknya itu berkata bahwa Galaxy memproduksi sebuah cairan yang mampu menyumbat aliran darah di jantung, cairan itu yang Millie yakini telah membunuh Ibunya, mendengar penuturan itu, Hansa yakin CEO Galaxy itu telah menyuruh anggota Unity untuk menusukannya pada tangan Ibunya, mengingat hal itu membuat dendam Hansa semakin membara. Siapa selanjutnya yang akan menjadi korban? Apa mungkin dirinya?

"Aku mencarimu." Ucap Liam, segera duduk disamping Hansa sambil memberikan sebotol besar susu rasa pisang sedangkan ditangannya ada sebotol kecil soju.

Baru saja Hansa akan meraih botol soju itu, tangannya sudah ditahan oleh Liam. "Kau tidak kuat mabuk." Ucap Liam.

"Darimana kau tahu?"

"Millie."

"Ah sepertinya aku memang kakak yang sudah tidak dianggap." Hansa mengambil kasar botol susu rasa pisang di tangan Liam, hal itu membuat Liam tersenyum.

"Apa yang sedang kau kerjakan?" tanya Liam.

"Mencari tahu lebih lanjut soal Galaxy, aku ingin CEO mereka tertangkap, pasti dalang dari semua ini adalah dirinya."

"Kau ini sangat tidak sabaran, baru saja kasus Unity diproses." Kekeh Liam.

"Semuanya berjalan dengan cepat, aku sudah tahu dari Regan, semua bukti memberatkan mereka, aku ingin tahu langkah apa yang akan Galaxy ambil untuk membalaskan dendamnya pada kita." Hansa memberikan semiriknya.

"Aku yakin mereka marah besar." Kekeh Liam.

"Sejujurnya aku takut jika mereka kembali membuatku kehilangan orang-orang yang berharga dalam hidupku." Lirih Hansa.

"Aku sudah menyiapkan banyak pengawal di sekeliling Paz Village."

"Terima kasih, maaf sudah terlalu banyak melibatkanmu."

"Aku suka, ini seperti tantangan yang memacu adrenalin." Jawaban Liam membuat Hansa tersenyum.

"Aku tidak melihat Yelena dan Regan." Tanya Hansa.

"Apa Yelena tidak pamit padamu? Dia bilang, dia dipanggil mendadak oleh SUKA, Regan mengantarnya."

Hansa mengecek ponselnya, ternyata benar, Yelena mengirimkan pesan yang mengatakan ada dokumen mengenai pekerjaannya yang harus diambil. Kemudian Hansa menyatukan kedua alisnya, ternyata itu pesan dari Max yang mengatakan merindukan rekannya. Hansa memang mengambil cuti beberapa hari, ia tidak pernah mengambil cuti panjang jadi ketika ia mengajukan maka langsung disetujui.

Pesan selanjutnya muncul, ternyata Max ingin melakukan video call, maka Hansa mengangkatnya.

"Halo! Ah akhirnya kau bisa dihubungi"

"Kau merindukanku?" tanya Hansa terkekeh, Liam yang berada disampingnya bingung, dengan siapa Hansa melakukan video call, ketika Liam ingin mengintip, Hansa memberikan kode dengan menyebut nama Max tanpa bersuara.

"Aku sangat merindukan rekanku yang cerewet, cepatlah kembali, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau sedang berada diatas bukit? Kau sendirian?" tanya Max.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang