PART 10-PERGI

33 2 0
                                    

Paket yang sudah Liam nantikan akhirnya tiba juga, Regan sedang mengecek alat itu sambil mencoba mengelilingi rumah yang mereka sewa. "Kau sudah melakukan format agar bisa mendeteksi ruang bawah tanah?" tanya Liam.

"Sudah, semoga dapat terdeteksi dengan akurat."

"Kalau begitu mari kita mulai berkeliling, kau bawalah semua semua kue itu." Ucap Liam, strategi mereka adalah menghampiri rumah warga yang mereka kenal cukup dekat kemudian beralasan untuk memberikan kue, karena semenjak kepindahan mereka belum ada sesuatu yang mereka berikan untuk para warga, ini pun atas saran Jude, selain itu Liam dan Regan akan berpura-pura memeriksa aliran listrik dimana kegiatan itu rutin dilakukan oleh Jude.

Mereka berdua mulai melancarkan aksinya, mulai dari rumah warga pertama namun tidak ada tanda-tanda, justru warga curiga karena mereka berdua membawa alat yang belum pernah warga lihat sebelumnya, berlanjut terus pada rumah berikutnya, keduanya tak pantang menyerah, sampai pada pertengahan pencarian mereka alat itu berbunyi. "Astaga alat itu berbunyi, apakah listrik di rumahku berbahaya?" tanya seorang bapak panik, rumah ini merupakan rumah salah satu warga yang taat sekali beribadah bahkan sebagian lahannya dipakai untuk membangun gereja sekaligus menjadi satu-satunya gereja di desa ini.

"Tidak-tidak tenang saja pak, namun kami perlu memeriksanya." Ucap Regan menenangkan.

"Bagaimana ini?" Regan berbisik pada Liam.

"Apa lemari ini dapat dipindahkan sepertinya ada sumber listrik dibawah sini."

"Apa? Apakah itu berbahaya bagi keselamatan? Sayang sekali lemari besar ini adalah lemari yang tertanam semenjak aku membeli rumah ini, aku tidak pernah berniat membongkarnya." Ucap bapak itu membuat Liam dan Regan saling melirik, kalau begitu hanya ada satu jalan yaitu menghancurkan lemari ini dan mencoba mencari pintu menuju ruang bawah tanah, jika alat ini benar maka pintu itu berada di bawah lemari ini.

"Apa kau berniat membongkarnya?" tanya Liam.

"Sepertinya tidak jika tidak mengancam keselamatan."

"Kami perlu mengeceknya."

"Apakah akan merobohkan rumah?"

"Mungkin perlu bila dibutuhkan, aku mempunyai kenalan perusahaan kontraktor, semoga mereka dapat membantu." Ucap Liam.

"Begitu ya, tapi setahuku listrik yang bila tertanam dibawah tidak akan jadi masalah dan apakah itu bisa terjadi."

"Bisa saja, maka itu kita harus memastikannya, bersiaplah jika mereka akan datang, Regan akan menghubungimu." Ucap Liam.

"Baik kalau begitu terima kasih ya." Bapak itu tersenyum ramah, kemudian kedua pemuda itu izin pamit.

Diperjalanan senyuman tak berhenti mengembang dari wajah Liam, ia sudah berhasil menemukan ruang bawah tanah itu, kini tinggal membujuk bapak itu agar lemari yang tertanam itu dapat dipindahkan, kemudian ia dapat segera mengambil benda berharga itu.

"Kau kelihatan sangat senang?" tanya Regan, padahal ia sudah tahu bosnya ini pasti sangat senang karena sudah mengetahui dimana keberadaan ruang bawah tanah itu.

"Kau bersiaplah memesan tiket liburan untuk kita berdua." Ucap Liam terkekeh.

"Baik bos." Ucap Regan, kemudian mereka bertemu dengan mobil yang tampaknya asing, apa mungkin pendatang baru?

Saat dilihat siapa yang keluar dari mobil muncullah Jude dan Yelena disusul Millie dan Aiden. Keempatnya pun menghampiri Liam dan Regan. "Ah Liam dan Regan, perkenalkan ini putri bungsuku Millie dan Aiden adalah temannya." Ucap Jude mereka saling tersenyum.

"Bu, aku akan mengajak Aiden berkeliling, ia kan belum pernah ke desa ini." Ucap Millie bersemangat.

"Baiklah, hati-hati kalian, jangan pulang larut, kita akan makan malam bersama."

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang