Lapangan hijau terbentang cukup luas, terik matahari membuat kilauan cahaya yang tampak indah, suasana begitu menenangkan tapi tidak bagi seseorang yang terikat di sebuah papan, di atas kepalanya terdapat apel, di kedua tangannya ada dua buah jeruk di antara pahanya terjepit sebuah apel, kedua pergelangan kakinya terikat.
Liam dan Regan memimpin di barisan depan kemudian disusul oleh empat orang anak buah Liam, hari ini Liam sama tampannya seperti hari-hari biasanya, kacamata hitamnya bertengger sempurna di hidungnya.
"Sasaran yang bagus." Ucap Liam mengambil senapan yang telah tersedia. "Cuaca yang indah untuk latihan menembak, aku dengar kau penembak yang jitu, mengapa keahlianmu kau gunakan untuk membunuh orang lain, Tuan Troy?" tanya Liam.
Orang yang bernama Troy itu tetap diam seribu bahasa, ia tidak menyangka musuh dari tuannya yaitu Max kini ada dihadapannya, ia memang pernah melihat wajah Liam secara langsung tapi ia tidak menyangka laki-laki itu berhasil menangkapnya, sekarang ia hanya bisa pasrah.
"Aku beri kau kesempatan, jika kau mau mengakui perbuatanmu, maka kau hanya akan menjalani masa tahanan mu sesuai dengan perbuatanmu." Ucap Liam.
"Aku diperintah untuk membunuh bukan untuk mengaku." Jawab Troy.
"Lalu kau bisa hidup bebas sementara seorang wanita harus menanggung kesalahan yang kau perbuat? Biadab!" teriak Liam.
"Itu kesalahannya karena telah menjadi musuh Tuan Max dan Nyonya Brie." Ucapnya lagi.
"Para bedebah itu, kau memang pesuruh yang setia." Balas Liam.
"Lakukan saja apapun yang kau mau." Ucap Troy dengan nada sombong.
"Baiklah, aku ingin melihat kemampuan menembakku apakah masih sama buruknya, kau tahu? Aku sangat tidak pandai menembak." Ucap Liam dengan semiriknya.
DOR!
DOR!
Dua tembakan telah dilepaskan oleh Liam, ternyata tidak mengenai dua buah jeruk di kedua tangan Troy, laki-laki itu hanya memejamkan matanya saat peluru itu begitu dekat dengannya.
"Ah meleset, kalau begitu kita lihat jika dibagian bawah sana." Mata Liam dan kelima orang lainnya serta Troy menuju pada sebuah jeruk yang berada diantara kedua paha Troy.
"Kau boleh menarik nafas dan memejamkan mata, jangan banyak bergerak atau masa depanmu bisa saja langsung tiada saat ini." Ucap Liam terkekeh, diikuti oleh Regan.
DOR
DOR
Liam menembakan 2 peluru sekaligus, pada bagian atas kepala dan di antara paha Troy yang terdapat buah apel. Kemudian Liam maju mendekati Troy. "Sejujurnya aku malas menggunakan anggota keluarga sebagai alat pancingan, tapi kelihatannya kau sangat keras kepala, ini adikmu satu-satunya bukan, ah lebih tepatnya satu-satunya anggota keluargamu? Ia masuk penjara karena percobaan pembunuhan terhadap orang yang akan membunuhnya, dia bekerja menjadi kurir pengantar narkotika tapi baru berhenti satu tahun lalu, dia saat ini ada di penjara Aradab." Ucap Liam menunjukkan sebuah foto wanita yang sedang berada di dalam penjara.
"Aku tak peduli." Ucap Troy santai.
"Hmmm...kalau dia tidak ada pasti kau akan sangat sedih." Ucap Liam, tapi Troy masih belum bereaksi.
"Baiklah, Regan, bisa kau lenyapkan wanita ini, lagi pula ia telah melakukan banyak kejahatan."
"Jangan sentuh dia!" Troy terlihat memajukan tubuhnya membuat Liam tersenyum, pancingannya berhasil.
"Wah...Wah...Wah... tenanglah."
"Aku akan mengaku kesalahanku, tapi tolong jangan sentuh dia, dan tepati janjimu untuk membebaskannya." Ucap Troy.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED PARTNER
Roman d'amour[ ADULT ROMANCE, CEO, AGENT, AND ACTION] Paz Village merupakan desa yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang ada di kota Arnoida entah apa daya tariknya sehingga pemerintah turut ikut campur. Sehingga permasalahan ini semakin rumit ba...
