PART 43-AMERIDA

31 5 0
                                        

Danver adalah kota yang tidak pernah sepi walau saat malam hari pun, jet pribadi milik Liam telah mendarat sempurna di lapangan terbuka milik Archie Group, ternyata Hansa benar-benar takut ketinggian, terlihat wajahnya masih saja pucat walau sudah mulai terbiasa.

Mobil mewah telah berbaris, bahkan para pengawal sudah berbaris juga untuk bersiap menyambut CEO mereka yang telah lama meninggalkan perusahaan untuk tugas di luar negeri itu.

Diawali dengan Regan dan Yelena yang turun, lalu disusul Liam turun dengan gagah dan perkasa, ia menunggu Hansa, tapi wanita itu justru menolak uluran tangan Liam. "Aku belum siap jika seluruh orang melihat kita seperti ini." Ucap Hansa ragu saat melihat barisan yang begitu banyak sedang memperhatikan mereka.

"Kenapa?" tanya Liam bingung.

"Aku hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan duniamu." Hansa tersenyum.

Liam menatap Hansa, sepertinya memang wanitanya ini tak begitu suka sesuatu yang berlebihan, ia paham selama ini Hansa selalu hidup sederhana bersama keluarganya, ia seorang yang tidak suka kemewahan yang cuma-cuma.

"Baiklah, tapi jika kita sedang berdua kau harus selalu berada di dekatku." Ucap Liam, Hansa mengangguk setuju.

"Selamat malam Tuan, kami telah menyiapkan mobil untuk langsung menuju mansion Anda." Ucap seorang kepala pengawal.

"Terima kasih Ravo,"

"Aku dan Yelena akan langsung menuju penthouse ku, sampai bertemu besok." Regan tersenyum.

"Bawalah pengawalan, dimanapun kita berada sekarang pasti akan berbahaya tanpa pengawalan." Ucap Liam memerintahkan Ravo untuk menugaskan beberapa pengawal bersama Regan dan Yelena.

"Apa kita sekarang kekasih para mafia?" tanya Yelena berbisik pada Hansa.

"Hush, apa yang kau bicarakan?" Hansa memukul tangan Yelena.

"Aku serius, kau tidak lihat pengawal sebanyak ini? Semuanya begitu nyata sekarang, sama persis dengan film aksi yang sering ku tonton." Kekeh Yelena.

"Baiklah, istirahatlah kalian, kita sudah bekerja keras hari ini." Ucap Liam.

"Apa aku akan ikut bersama Yelena?" bisik Hansa.

"Tidak! Kau tentu ikut bersamaku." Ucap Liam dengan senyuman.

"Aku sudah seperti sekertarismu."

"Kau mau?"

"Tidak!" Hansa kini berjalan mendahului Liam, semua orang dibuat tercengang, belum pernah ada yang berjalan meninggalkan Liam denggan wajah santai seperti itu, mereka jadi penasaran siapa wanita itu.

Selama diperjalanan, Hansa sibuk melihat-lihat kota Danver, matanya melebar setiap kali melihat gedung yang menjulang tinggi, pusat perbelanjaan mewah, sungguh ia terpukau dibuatnya.

Perjalanan yang cukup jauh, membuat Hansa terlelap, atau lebih tepatnya ia merasakan pusing yang hebat dan akhirnya tertidur. Liam yang sedari tadi sibuk dengan tabletnya, menyadari Hansa tertidur ketika mereka akan sampai di mansion miliknya. "Dia sangat lelah." Ucap Liam mengusap pipi Hansa.

Gerbang mansion mewah itu terbuka, dengan cepat seluruh pelayan berbaris sekitar ada 10 orang akan menyambut pemilik mansion itu. Pintu mobil Liam sudah dibukakan, kini ia memegang pipi Hansa dan mulai membangunkan wanita itu dengan lembut. "Hei, kita sudah sampai." Ucap Liam, tapi tak ada respon dari Hansa, wanita itu masih menutup matanya dengan sempurna, beberapa kali Liam mencoba tetap tidak ada respon, kemudian ia merasakan hawa panas di sekitar tubuh Hansa. Dengan cepat Liam keluar dari mobilnya, beralih ke tempat duduk Hansa, kemudian menggendong wanita itu.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang