Perlahan Hansa mulai mengerjapkan matanya berulang, ia melihat cahaya matahari pagi mulai membias ke arah tubuhnya yang terbalut selimut tebal, ia bangun dan setelahnya menguap, ia melihat sekeliling kamar, ternyata semalam bukan mimpi, ia benar-benar tidur bersama Liam, mengingatnya membuat ia segera menutup wajahnya, berguling ke kanan dan kekiri karena tersipu, ia bahkan mengecek kembali dirinya di balik selimut, tak ada satu helai pun pakaian ada ditubuhnya, kemudian ia menengok ke kiri dan kanan, ternyata ranjang di sampingnya sudah kosong. Beberapa menit yang lalu ia memang merasakan seseorang memeluk dan menciumnya, pasti itu Liam.
Hansa menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal, berusaha mencari bathrobe-nya tapi ia tidak menemukannya, ia memang ingat bahwa seluruh pakaiannya sudah dipindahkan di kamar yang ada di seberang kamar ini, tapi ia tidak mungkin pergi tanpa berpakaian. Hansa kemudian melihat lemari pakaian Liam, dan menuju ke sana dengan tetap memakai selimut untuk menutupi tubuhnya, ia mengambil salah satunya.
Setelah Hansa selesai, ia mencium aroma masakan dari arah dapur, perutnya memang sudah sangat lapar apalagi kemarin malam ia tidak bisa makan malam. Hansa melihat sesosok pria yang tidak mengenakan baju dan hanya mengenakan celana panjang sedang memasak, Hansa tersenyum, pipinya kembali bersemu, ia bahkan bisa melihat bekas cakaran yang memerah di punggung Liam. Hansa mendekati Liam dan memeluknya dari belakang, pria itu terkejut kemudian setelahnya tersenyum saat sadar Hansa menjulurkan kepalanya. "Kenapa kau memasak pagi-pagi sekali?" tanya Hansa.
"Kau sudah bangun?"
"Hmm..."
"Aku yakin kau lapar, kemarin malam kita tidak sempat makan malam." Ucap Liam masih mencoba fokus pada masakannya.
Hansa mengangguk sambil mencoba mengalihkan pandangan mencari para pelayan. Liam sepertinya tahu arah padangan Hansa dan apa yang ada dipikirannya. "Semua pelayan aku minta untuk berbelanja, jadi kita bisa menghabiskan waktu berdua sampai siang." Ucap Liam.
"Kalau begitu, aku akan membantu mencuci alat masak." Hansa segera melepaskan pelukannya dari Liam dan bergeser ke samping pria itu.
Liam yang melihat Hansa hanya mengenakan kemejanya yang kebesaran bahkan terlihat seperti gaun di tubuh gadis itu membuat hatinya kembali bergejolak dan wajahnya memanas.
"Mengapa kau berpakaian seperti itu?" tanya Liam dengan suara rendah.
Hansa yang tersadar langsung menatap Liam. "Ah maafkan aku, aku tidak bisa menemukan pakaianku di kamarmu lagi." Ucap Hansa malu.
Liam kemudian dengan gerakan pelan mematikan kompor, dan mulai mendekati Hansa, dengan satu hentakan Liam menggendong Hansa ke meja pantry.
Hansa yang terkejut dapat melihat kabut di mata Liam. "Kau ingin kita tidak sarapan lagi?" tanya Liam kemudian mengecup lesung pipi Hansa yang kiri dan kanan.
"Bukan begitu, aku...aku... hanya ingin menyapamu, kau meninggalkanku di kamar begitu saja." Ucap Hansa menunduk, dan menggigit bibirnya tanpa sadar, ia malu ditatap dengan jarak dekat seperti ini.
Liam tersenyum lagi, kemudian ia menyentuh dagu Hansa dengan telunjuknya membuat wanita itu menatapnya kembali. Kemudian Liam mencium bibir Hansa, memegang kedua pipi wanitanya, dunianya saat ini.
"Aku akan memasak, jadi bersihkan dirimu dan pakailah pakaianmu, aku tidak yakin bisa menahan diriku lagi jika kau memakai kemejaku dan bersikap sangat seksi seperti sekarang." Liam menggendong Hansa turun, wanita itu tersenyum kemudian berlari kecil.
"Hansa..." panggil Liam, wanita itu menoleh.
"Jangan suka menggigit bibirmu, hanya aku yang boleh melakukannya, kau ingat?" teriakan itu sukses membuat Hansa kembali memerah, ia memalingkan wajahnya dan berlari dengan cepat, ia juga memegang dadanya, jantungnya berdetak dengan sangat cepat, bahkan rasa geli di sekitar perutnya tak tertahankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED PARTNER
Romance[ ADULT ROMANCE, CEO, AGENT, AND ACTION] Paz Village merupakan desa yang diperebutkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang ada di kota Arnoida entah apa daya tariknya sehingga pemerintah turut ikut campur. Sehingga permasalahan ini semakin rumit ba...
