PART 21-SANDIWARA

31 5 0
                                    

Seperti biasanya arena olah raga selalu ramai saat menjelang sore hari. Greg dikawal oleh beberapa pengawal melihat ke sekeliling arena, di arena olahraga ini terdapat beberapa spot seperti kolam renang, lapangan bulu tangkis, lapangan voli, lapangan basket, lapangan futsal, ring tinju, dan lapangan untuk berlatih bela diri.

Greg langsung memasuki lapangan bela diri, ia melakukan pemanasan selama 15 menit kemudian ia mencoba memukul samsak dengan kaki dan tangan menggunakan beberapa teknik. Saat beberapa kali tendangannya meleset, Greg melihat seorang laki-laki tampan yang baru saja memasuki arena, laki-laki itu tampak tidak mengenakan baju, hanya memakai celana selutut, bentuk tubuhnya sempurna seperti atlet dengan kulit putih dan tubuh yang tinggi, matanya tajam dan memulai pemanasan.

Mata Greg membulat sempurna, ia segera duduk di tepi arena, matanya tidak lepas dari laki-laki yang kini mulai berlatih dengan seorang laki-laki lain, beberapa kali laki-laki yang memiliki tubuh ideal itu melayangkan berbagai gerakan yang menurut Greg sangat hebat dan luar biasa.

Beberapa menit berlalu, Greg sudah sedari tadi tersenyum, sepertinya dewi keberuntungan ada dipihak Greg, laki-laki itu sudah lelah dan beristirahat tepat disamping Greg. "Kalau kau ingin menguatkan tendangan kaki maka kau harus sering melatihnya, reflek gerakan tanganmu sudah cukup baik." Ucap laki-laki itu.

Greg tak percaya, laki-laki itu memperhatikannya. "Kau memperhatikanku?" tanya Greg malu-malu dengan wajah yang bersemu.

"Tentu, kau begitu hebat tadi."

"Ah tidak sehebat dirimu, aku Greg." Ucap Greg menjulurkan tangan.

"Aku Orlando Vicaroz." Itu hanyalah sebuah nama samaran, laki-laki itu adalah Liam.

"Kau seorang atlet?" tanya Greg dengan mata yang tak lepas dari tubuh Liam yang sekarang dibanjiri keringat, mata gadis-gadis disini pun sudah terpanah sedari tadi.

"Itu cita-citaku dulu, tapi sekarang aku hanya manager di sebuah bank lokal." Balas Liam tersenyum, ia bahkan sedikit merenggangkan tubuhnya, agar Greg lebih leluasa melihat tubuhnya.

Seorang wanita yang sedang duduk berseberangan dengan mereka, dengan hoodie, kacamata hitam, dan teropong di tangannya mendelik kesal melihat tingkah Liam. "Dasar tebar pesona! Sepertinya dia menikmati perannya." Senyum sinis Hansa, ia melihat sekeliling, sekarang semua mata tertuju pada Liam.

"Ah kau pasti sudah digilai oleh semua wanita karena wajah dan tubuhmu." Kekeh Greg mengedarkan seluruh pandangannya di arena olah raga ini.

"Semua wanita sama saja, hanya menyukai sesuatu yang terlihat keren di luar, kemudian jika mereka bosan, mereka akan menyakiti, aku tidak tertarik lagi pada mereka semua."

Seperti mendapat angin segar, Greg tersenyum lebar. "Apa kau sering berolah raga disini?"

"Ya aku selalu ke sini setiap akhir pekan atau sesekali saat pulang kerja."

"Dapatkah kita bertemu lagi, sepertinya aku ingin diajari olehmu, gerakan-gerakan mu begitu professional." Greg kini meletakan tangannya di lengan Liam yang terbuka. Sejujurnya Liam sangat risih, tapi mau tidak mau ia harus totalitas.

"Tentu, aku juga suka berbagi ilmu, ini kartu namaku."

"Terima kasih, akan aku hubungi, apa kau tidak ingin makan bersama?" tanya Greg.

"Tentu, aku akan membersihkan diri terlebih dahulu."

"Apa aku boleh ikut denganmu?"

DEG

Hansa dan Regan yang memakai earpiece langsung terkekeh mendengar ajakan Greg, sepertinya laki-laki itu telah terpikat oleh pesona Liam.

"Boleh jika kau mau." Dengan susah payah Liam menjawabnya, bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk dengannya, ia tidak dapat membayangkannya.

UNEXPECTED PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang