Pandangannya masih gelap, namun entah kenapa tubuhnya terasa empuk. Seperti busa kasur, Apa ia berada di alam kubur sekarang? Kok empuk gini rasanya? bukannya harusnya gelap atau terang, sempit dan luas aja?
Lagipula Ais yakin dia punya banyak salah dulu, terutama ke Gempa karena udah ngilangin Tupperware nya waktu misi, Atau ke Halilintar karena pinjem duit belum dibalikin, Dan dia belum minta maaf atau bahkan bilang itu ke mereka.
Jadi kenapa tubuhnya berasa di atas sesuatu yang empuk begini? Indera perabanya masih normal kan?
Perlahan namun pasti... Inderanya yang lain juga kembali terasa. Ais dapat menghirup bau aroma parfum bunga? Atau asli? Entahlah, Dia tidak jago kalo urusan begitu.
Apa ia sekarang berada di rumah sakit? Ada yang menyelamatkan mereka? Ah tidak, Dia maksudnya... Karena bahkan meski bala bantuan datang, yang lain tidak akan terselamatkan
"Engh..." perlahan matanya terbuka melihat ia berada di sebuah ruangan, Itu tidak berwarna putih... Dia bukan dirumah sakit.
Berkedip. Ais dapat merasa ia benar-benar hidup, Tapi tubuhnya terasa sangat berat dan tampaknya suhu badannya juga tinggi.
*Ini dimana?* Batin nya. Ia berusaha melihat sekeliling. Ruangan itu bernuansa biru muda namun ornamen dan desainnya klasik begitu pula dengan furniturnya.
Krieek...
Suara yang Ais anggap pintu terbuka karena matanya masih agak buram dan kepalanya masih terasa berat, sehingga ia tidak bisa menoleh kearah pintu dengan baik.
Dari tempo suara jalannya, Ais merasa bahwa pendatang nya itu seorang anak kecil, anak itu tampaknya sedang membuka lemari sebelum bergerak mendekatinya kasur nya.
"Pagi mawar, pagi langit, pagi kak—eh?"
Mata anak kecil itu cukup terkejut melihat Ais, mungkin ia tidak menyangka kalo Ais sudah bangun. Netra coklat nya mulai berair dan segera memeluk Ais.
"Hueeee..kakak akhirnya bangun...!!" tangis Anak itu sambil memeluknya, Ais meski merasa hangat, jujur ia bingung dengan anak kecil ini...
Kenapa Dia memanggilnya kakak? Apa mungkin karena dia emang lebih tua? Dan lagi dia ingin bertanya tentang tempat ini.
Ingin nya begitu tapi pintu terbuka lagi kini terdengar beberapa orang masuk dan sepertinya membawa barang yang banyak.
"Ah? Pangeran kenapa anda bisa disini? Nanti sakit loh." Tanya seseorang yang Ais kira adalah wanita dewasa.
"Amy ah, Liat - Liat kakak sudah bangun!" jawab anak itu... Ais merasa nostalgia dengan tingkahnya yang imut dan kanak-kanakan.
"Pangeran... Saya mengerti bahwa anda khawatir namun berbohong seperti— eh? Maafkan saya, anda benar! Pangeran sudah bangun!" wajah wanita dewasa itu terlihat terkejut namun Ais bisa melihat wajah bersyukur nya, Setelah itu segera memerintahkan yang lain untuk sesuatu yang Ais tidak dengar.
*Wait... Mereka memanggilku pangeran juga?* Ais mengerutkan kening mendengarnya, apa-apaan ini? Dia pangeran? Memang nya mereka siapa memanggilnya dengan gelar kuno begitu?
Ais ingin bertanya tapi mendengar semua nya pada sibuk kesana kemari membuatnya bingung harus memulai darimana.
Si anak kecil yang melihat dirinya diam, tersenyum "Ada apa kak? Masih ada yang sakit?" katanya sambil menepuk-nepuk punggung Ais.
Merasa nyaman, Ais menggeleng pelan, Sebelum akhirnya bertanyadengan suara serak dan berat karena demamnya,"Kamu... siapa?Uhuk... Ini... dimana.. ?"
Tepukan nya berhenti. Begitu pula dengan langkah kaki para pelayan dan beberapa dari mereka menjatuhkan barang. Untung hanya kain dan keranjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasy[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...