Debutant : "Dunia Bulat Yang Sempit"

694 93 31
                                    

"Penjaga! Perketat penjagaan di daerah sini!"

"Pelayan segera amankan barang berharga dan cek setiap ruangan di istana!"

"Yang Lain bantu para pelayan! Tapi jangan sentuh barang bukti!"

*.... Padahal aku baru bangun...*Batin Ais lesu dengan mengucek matanya saat melihat pemandangan kacau di istana Rose Quards.

Para pelayan dan penjaga ribut ke sana kemari, muka mereka kebanyakan terlihat pucat dan panik, tapi ada beberapa pula yang terlihat tegang dan was-was.

"Hei, Ada apa ini?" Tanya Ais sambil menepuk punggung salah satu prajurit yang tersentak sedikit.

"Ya-Yang mulia!" Ujar sang prajurit, yang Ais baru sadari adalah Tobi yang segera membungkuk menghadap nya, secara otomatis menghentikan pergerakan yang lain juga.

"Hm, jadi.....? Ada apa ini...? "Tanya Ais lagi, masih mengucek matanya yang terasa berat karena harus terbangun pagi-pagi buta, mana lagi setelah bergadang karena suara-suara aneh dari jendela saat malam memaksanya terjaga hingga tengah malam.

Sumpah, Ais baru mau memejamkan matanya ketika suara seperti kerikil di lempar ke arah jendela, ditambah kadang ada suara tabrakan kecil di dinding luar kamarnya menghantui nya sepanjang malam.

Seharusnya ini bukan masalah buat ahli tidur profesional seperti dirinya yang di dunia lamanya mampu tidur bahkan saat TTM konser tengah malam dengan speaker dan suara nyelengking mereka yang baru berhenti ketika panci, laser, dan pedang listrik mengarah ke kepala mereka.

Masalahnya, kamarnya itu ada di lantai tiga, tidak ada balkon dan jendelanya  langsung menghadap ke arah pemandangan taman barat di bawah. Jadi orang gila macam apa yang melempar kerikil ke kamar pangeran malam-malam? Mana udh hampir seminggu lagi.

Rasanya gak mungkin kalau itu adalah pembunuh bayaran, yang harusnya langsung masuk bunuh dia saat tidur daripada main kerikil. Gak mungkin juga para pekerja istana, mereka bisa-bisa di hukum gantung kalau ketahuan.

Anehnya lagi, ini terjadi sehari setelah ia pergi ke tempat Visen, padahal dia lagi tertawa puas saat berita perampokan terjadi di salah satu bangunan yang di miliki Visen mulai tersebar di koran saat sore hari, (Hingga hampir membuat Api ingin memanggil tabib saat melihat dirinya tertawa sendiri.)

Naas, teror mengerikan itu di mulai sejak malam itu. (Api tertawa terbahak-bahak mendengar ini.)

Itu membuatnya over thinking semalaman.

"Ekhem, begini yang mulia...," Jawab Tobi dengan sedikit gugup, melirik ke arah rekan-rekan nya yang lain dimana di jawab anggukan oleh mereka, "Kami... Menemukan tubuh rusa yang sudah mati di area taman belakang..."

"Tubuh ? Bukan bangkai?" Tanya Ais dengan asal, agak aneh aja gitu denger hewan mati di bilang tubuh.

"Itu... Karena tubuh rusanya masih utuh dan bersih yang mulia...." Ujar salah satu penjaga di belakang Tobi, "Bahkan tidak ada bekas sayatan sedikit pun, seolah rusa itu tiba-tiba ada di sana."

"Maka dari itu, Kami menyimpulkan bahwa ini adalah ancaman dari orang luar yang entah kenapa bisa masuk ke istana ini, demi keamanan kami akan memperketat penjagaan mulai sekarang, Yang mulia tak perlu khawatir. " Jelas Tobi lagi, kali ini dia terlihat seperti mencoba meyakinkan Ais.

Ais mengernyitkan matanya, entah kenapa dia merasa aneh dengan ini, "Dimana Rusanya ? Aku ingin lihat"

Para penjaga melirik satu sama lain, sebelum menyingkir ke samping, memperlihatkan hewan ukuran 1 meter terbaring dengan rapih di rumput taman.

*... Oh, aku udh di taman belakang ternyata. *Batin Ais setelah dirinya sepenuhnya sadar kalau dia baru saja berjalan dari kamarnya di lantai tiga ke taman belakang yang bisa memakan waktu hampir 5 menit untuk sampai dalam keadaan setengah tidur.

The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang