"Mohon maaf Tuan muda. Yang mulia Pangeran sedang pergi keluar."
Fang memijat batang hidungnya dengan rasa lelah yang berkelanjutan, "Jika aku boleh tahu, kemana Pangeran Air pergi? atau setidaknya, kapan Yang mulia akan kembali?"
Dua prajurit yang tengah menjaga gerbang Istana Aquamarine pagi itu tidak menjawab segera. Menatap satu sama lain dan berbisik-bisik walau mata mereka terus menatap Fang dengan pandangan rumit.
"Maaf kami tidak bisa menjawabnya."
Fang hampir saja merutuk keras. Sudah capek-capek dia datang sekitar waktu sarapan pagi, berpikir orang yang dicari mungkin saja baru bangun setelah tidur—karena setahu Fang, orang ini masih suka molor—hanya untuk menemukan bahwa orangnya sudah pergi sedari subuh.
Heran Fang tuh, hampir saja dia berkata bahwa itu lelucon karena mana mungkin ada seorang berstatus tinggi mau bangun sepagi itu? Tapi kemudian dia ingat bahwa walau tubuhnya lemah, selama ada kemauan itu bisa saja karena yang didalam adalah orang lain.
Orang dari dunia lain, lebih tepatnya.
Mungkin mereka punya kebiasaan yang ekstrim seperti itu? Fang tidak begitu paham, tapi itu tidak mustahil. Kakaknya saja minimal baru berangkat kerja setelah jam 9 pagi, wajar Fang merasa terkejut.
"Boleh ku tahu alasannya? Pastinya kalian tahu aku ini siapa kan?" Fang bertanya dengan nada kesal yang ditahan. Tak biasanya seorang keluarga Duke bisa ditahan di luar selama ini walau itu keluarga kerajaan sekalipun. Setidaknya selama Fang tidak melanggar peraturan apapun, dia harus tetap dihormati sebagai putra kedua Duke dan mendapat perlakuan yang pantas pula.
Kedua penjaga itu tidak bergeming pada nada bicara Fang yang sedikit mengancam, malah mereka semakin datar menjawab pertanyaan Fang dengan pandangan yang merendahkan, "Tentu saja Tuan muda Fang, anda putra kedua Duke, kami dengan segala hormat tahu itu. Namun kami tidak bisa menjawab pertanyaan anda selama Yang mulia tidak mengizinkannya. Harap kembali lah."
Perempatan muncul di dahi Fang. Dia mau tertawa, mereka ini berkata seolah akan mengabaikan Fang dengan segala status nya karena Pangeran kelima.
*Padahal dia saja bukan Air... *Batin Fang dengan gregetan. Ketidaktahuan mereka benar-benar membuatnya merasa tersinggung. Untuk berpikir mereka sekeras kepala ini hanya demi orang yang bahkan bukan 'tuan' mereka dalam arti nyata hingga berani mengabaikan putra duke...
"Hey dengar, aku membawa perintah dari Putra Mahkota sendiri, jadi setidaknya biarkan aku menunggu didalam." Jelas Fang berusaha untuk tetap tenang, tidak memperlihatkan rasa kesalnya.
Tak peduli dengan pengaruh pangeran kelima, Fang percaya bahwa nama putra mahkota cukup untuk membuat mereka patuh—
"Tetap saja, Pangeran Air belum mengizinkan siapapun untuk bertamu. Harap kembali Tuan."
Mata Fang melebar, "Kau pasti bercanda, ini perintah Putra Mahkota loh! Kalian berani menentang perintah nya?"
Kedua penjaga itu hanya terdiam, tidak berniat menanggapi seruan Fang maupun melakukan apa yang diminta.
"Kalian serius...?"
Manik delima Fang membulat lebar. Mereka bersungguh-sungguh menentang perintah penguasa selanjutnya dari kerajaan ini? Dari mana nyali mereka berasal?
"Mungkin kalian belum tahu, tapi Pangeran Air sedang mengalami amnesia, bukankah sebaiknya kalian mengambil keputusan yang lebih baik daripada menuruti kata-kata nya? Kutahu kalian paham apa yang kukatakan bukan? Terlebih, yang mempekerjakan kalian di sini adalah Putra Mahkota—"
"Biarkan kami mengoreksi, Tuan kami hanyalah Pangeran Air de'Arthe Zethiras satu-satunya, Tuan muda Fang." Sela salah satu Penjaga dengan tegas.
Belum sempat Fang bereaksi, ujung tombak besi sudah dicodongkan pada nya duluan oleh penjaga yang satunya lagi. Wajahnya menatap Fang dengan tajam menunjukan rasa permusuhan,"Jika anda bersikeras, kami juga tidak akan segan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasía[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...