Ais pusing tujuh keliling, empat belas luas dan terakhir dua puluh satu volume kali lipat istana tempat kediamannya.
Sudah seminggu dia lalui dengan tumpukan buku, mendengar suara Fang menjabarkan materi setiap bab nya dari pagi hingga sore hari yang mulai membuat nya eneg, belum lagi mengecek dokumen-dokumen laporan perkembangan bisnis barunya dan persiapan kedatangan Saintess sebentar lagi.
Dan itu semua aja belum masuk ke persiapan konferensi. Meski dengan bantuan Count Seralim, setidaknya tempat kediaman para delegasi sudah terjamin, tapi Ais masih harus tetap kesana untuk persiapan lainnya.
Tak menjadi lebih menenangkan, karena Fang terus mengingatkan nya bahwa dia akan di tes seminggu dari lalu, lebih tepatnya hari ini, dengan ujian tertulis. Ais mau tidak mau harus begadang untuk memaksa isi buku terinput jelas di otak nya.
Bahkan tangan nya sampai gemetar tegang saat menulis jawaban ujian tadi, dan sekarang pun, dia masih tegang menunggu si landak selesai mengecek ujian.
Anjir lah, kuliah nya aja gak sepadat ini
Ya tahu, mentalnya emang sudah dewasa secara umur tapi ya, bukannya kalau di lihat di mata orang luar, Ini tubuh masih anak 13 tahun? Apa gak gila jadwal sebanyak ini?
*Bisa tipes ini... *
Apakah dunia ini ada cara menangani tipes? Entahlah, tapi Ais harap dia tidak akan kena supaya tidak tambah pusing memikirkan cara ngobatin nya.
Secara ajaib dia memang masih bisa mempertahankan jadwal tidur malam nya pas 8 jam seperti kebutuhan manusia pada umumnya, setelah memangkas waktu tidurnya di siang hari.
Itu adalah effort yang besar, kalian tahu?
"Sudah selesai."
Ais mendongakkan wajahnya melihat Fang merapikan lembar jawaban yang dia tulis dengan muka lega.
"Skor nya cukup bagus. Kurasa kamu memang orang dewasa di dalam."
Itu sarkas kah?
Lupakan. Dia harusnya merasa lega karena dengan ini dia tidak perlu mengulang itu semua lagi. Sudah muak dia.
"Saintess akan datang besok."
Dan Ais menghela nafas kasar lagi. Dengusan pelan keluar dari mulut Fang yang menatapnya dengan mata maklum, "Sekedar mengingatkan, jaga sikapmu nanti. Jangan panggil namanya langsung kalau tidak mau nambah masalah, Ais. Ku tau kamu juga mendengar rumor itu."
"Ya, ya... Aku paham..." Ais menyerah, untuk yang ini dia tidak bisa membantah, ini demi reputasi nya juga, "Aku juga tidak mau membuat nya dalam masalah."
Rumor adalah salah satu cara yang biasa dipakai oleh orang untuk menganggu pihak lain.
Informasi yang simpang siur, tanpa asal usul yang jelas, menyebar membawa informasi panas tentang konflik yang beragam adalah hiburan manjur bagi warga biasa yang merasa perlu tahu kehidupan orang-orang penting.
Manusia sejatinya sangat suka menguliti rahasia orang, haus akan hal yang membuat mereka terpancing dalam rasa penasaran.
Semakin absurd, semakin kontroversial, semakin pula rumor itu cepat menyebar di kalangan rakyat, yang bisa saja berubah menjadi kebenaran di mata mereka kapan saja.
Untuk seorang keluarga kerajaan, tak mungkin lepas dari gosip unfaedah ini.
Dan sekarang, Ais atau tepatnya Air, adalah bahan bincang paling populer di dalam lingkup kerajaan. Koran demi koran terus menulis namanya dan setiap kabar terbaru tentangnya, entah benar atau tidak, di halaman terdepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Фэнтези[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...