Gagal, gagal total.
Usaha Api untuk menyembunyikan jejak peristiwa penculikan dirinya agar tidak diketahui oleh orang-orang, terutama keluarga kerajaan, secara tidak mengejutkan gagal karena pada akhirnya pun dia dan Api dipanggil menghadap Raja, Boboiboy.
Ais memang menduga kalau hal ini pasti akan terjadi, mau bagaimana pun Boboiboy itu raja, pastinya dia punya sumber informasi tersendiri yang memberitahu nya walau semua bangsawan menutup mulut mereka.
Yah, itu hanya perkiraan saja sih.
"Kalian berdua.... Apa ada hal yang seharusnya kalian katakan padaku?" Suara tegas dengan tatapan mata yang tajam dapat dipastikan mengarah pada mereka berdua.
Boboiboy, dengan wajah gelapnya menatap mereka dari kursi kerja nya, membuat hawa dingin mencekam di ruangan itu.
*Yah... Seperti yang diharapkan dari orang yang membantai bangsawan yang menentangnya..... * batin Ais sambil berkeringat, mengepalkan kedua tangannya sambil tetap berusaha untuk tidak panik ditempat duduknya disebelah Api yang tak jauh berbeda.
Mereka dipanggil ke ruang kerja sang raja dua hari setelah kejadian itu terjadi. Begitu masuk, sebuah tatapan tajam langsung menyambut mereka di lanjutkan dengan keheningan yang tidak nyaman.
Senyum canggung terpampang di wajah mereka berdua, menyikut satu sama lain untuk segera menjawab pertanyaan Boboiboy.
Alis mata Boboiboy naik sebelah, ketukan jari di sandaran tangan kursi nya sama sekali tidak mencairkan suasana diruangan itu.
"Tidak ada? Baik... "Boboiboy Memejamkan matanya dan memperbaiki postur duduk nya menjadi lebih tegap "Jadi ada yang bisa menjelaskan, kenapa desa Kaokao yang terkenal dengan gersangnya di musim panas ini sekarang berubah menjadi gunung es?"
"Menurut laporan, beberapa anak-anak bahkan membuat manusia salju....dan ini... Sudah dua hari..." Boboiboy tersenyum manis saat melihat kedua anak nya tersentak kecil, senyum mereka menjadi sangat canggung dengan keringat yang bercucuran "Orang yang melakukannya pasti sangat berbakat, dan pastinya dia berasal dari keluarga bangsawan minimal... Bagaimana menurutmu, Air?"
*Tentu saja.... Raja pasti mencurigai ku.... Nasib.. Nasib... * Ais menangis dalam hati, tatapan Boboiboy menjadi mengarah sepenuhnya kepada dirinya tanpa perlu diperjelas.
"Ma-maksud ayahanda apa ya...? Kan kami ada dipesta Fang semalaman...gak mungkin kita tahu... " Api buru-buru menjawab dengan tawa canggung, setelah melihat adiknya diam berkeringat di kursi.
*Api... Alasan mu kuno banget... * Ais yakin bahwa alasan kayak gini malah akan mengundang kecurigaan.
"Hm? Aku kan hanya bertanya, Api? Apa salah seorang ayah bertanya pendapat anaknya sendiri? Benar kan Air?" Boboiboy malah menunjukkan senyum polos, kepala nya sengaja di miringkan seolah tidak tahu apa-apa. "Atau mungkin... Kalian memang tahu?"
*Noh kan... *Ais menatap datar Api yang membisu ditempat. Menghela nafas, Ais menegakan tubuhnya untuk menatap Boboiboy dengan lebih baik. Mengundang tatapan penasaran dari ayahnya di dunia ini.
Sebenarnya, Ais sudah mempersiapkan diri dari kemarin, kalau sampai mereka berdua ada di situasi ini. Mengingat, rasanya nggak mungkin kalau kabar tentang 2 pangeran tidak akan tersebar kemana-mana, terlebih Ais yakin seratus persen, warga desa Kaokao setidaknya telah melihat wajah mereka.
Mereka pasti akan memberikan tahu tetangga dan berakhir ke masyarakat tentang malam itu walau pun Api sudah bekerjasama dengan bawahan Duke Habbert untuk mencegah itu terjadi.
Siklus berita yang sering terjadi, cukup familiar bagi Ais yang seorang mantan Hero.
Tak peduli seberapa kecil atau sembunyi-sembunyi kau melakukan sesuatu, kalau mereka tahu wajah mu pastinya akan terjadi keributan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantastik[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...