RoyalDuty : "Dirimu, Dirinya"

584 85 25
                                    

Akhir-akhir ada banyak hal yang membuat nya begitu resah, tenggelam dalam pikirannya sendiri hingga kadang mengganggu aktivitas keseharian nya.

Meski kakaknya bilang dia mungkin hanya kelelahan menghadapi rutinitas barunya yang bertambah sejak dia debut sebulan yang lalu, Fang merasa ini tidak sesederhana itu.

"Sungguh, mengapa orang itu selalu muncul di mimpi ku setiap malam?" Keluhnya sambil memijat kening, mencoba untuk berkonsentrasi menyelesaikan dokumen tugas yang diberikan padanya.

Meski tidak sebanyak dan serumit milik kakaknya yang merupakan duke selanjutnya, tetap saja pekerjaan ini sangat penting. Karena itu, dia perlu berkonsentrasi dengan baik, kesalahan dalam menganalisa dokumen bisa saja membawakan masalah yang serius.

Sayangnya, bayangan akan orang asing biru itu selalu menghantuinya setiap malam, membuat terus kepikiran hingga kehilangan fokus saat beraktivitas di siang hari. Mimpi aneh yang dia rasa dilihat dari perspektif seseorang...

Fang berdecak kecil, memilih untuk menghentikan kegiatannya dan beristirahat sebentar sambil meminum teh nya, berusaha menenangkan pikiran. Mimpi ini semakin sering dan lama semenjak dia pulang dari debut dua pangeran itu.

Melihat cairan bening kecokelatan di cangkirnya itu mengingatkannya pada makanan dan minuman ciptaan pangeran kelima. Warna, nama, bentuk, hingga rasanya, Fang tahu Coklat adalah hal yang baru namun entah kenapa dia merasa dengan akrab dengan itu semua.

Sangat akrab, walau asing. Mau bagaimana pun juga... Itu sangat mirip dengan secangkir cairan yang sering hadir dalam mimpinya itu, sepaket dengan orang berbaju biru.

"Kalau tidak salah... Orang itu bilang, minuman itu sebagai Coklat To-"

Ketukan pintu menghentikan gumaman nya, Fang segera merapikan meja lalu berujar, "Masuklah."

"Tuan muda, Utusan dari kuil kematian meminta pertemuan dengan anda." Ujar sang pelayan setelah di izinkan masuk.

Alis Fang mengerut,"Apa aku salah dengar? Bukan Ayah, ibu atau bahkan Kakakku, tapi aku?"

"Itu benar. Nona Gadis kuil secara langsung meminta Anda untuk bertemu."

"Aku mengerti, dimana dia sekarang?" Fang berdiri dari tempat duduknya, meregangkan tubuhnya sebentar sembari mempersiapkan diri.

"Ruang tamu. Kami sudah mencoba menjamu nya sehormat mungkin."

"Katakan padanya aku akan datang dalam 10 menit." jawab Fang keluar dari ruang kerja nya, menuju kamar nya untuk berganti pakaian yang lebih pantas.

*Dia ya... *

Gadis berkacamata bulat yang sempat membuat gempar pesta malam itu. Bagaimana dia dengan mudahnya membeberkan bahwa Pangeran kelima diikuti oleh kematian, membuat para bangsawan yang hadir pun memikirkan spekulasi-spekulasi yang beragam.

Jujur, daripada mengkhawatirkan arti dari perkataan Gadis itu, Fang jauh lebih merasa kasihan dan turut prihatin melihat betapa pucatnya wajah adeknya Api itu, seolah nyawa nya telah melayang.

*Air pasti tidak bisa tidur nyenyak.* Walau tidak terlalu dekat, Fang tahu bahwa pangeran kelima senang tidur dan dengan keadaan seperti itu siapapun pasti juga akan kesulitan tidur. Fang hanya berharap dia tidak sakit karenanya.

Begitu ia masuk ke ruang tamu, Fang dapat segera melihat gadis yang masih ditutupi tudung hitam itu,"Maaf menunggu lama, ada gerangan apa hingga anda ingin menemui saya?"

Walau bukan seorang bangsawan, Fang sudah diajarkan untuk bersikap hormat pada pihak agama, terutama mereka yang memiliki jabatan dan pengaruh besar. Gadis ini, yang datang dengan membawakan pesan dewi pastilah bukan orang sembarangan.

The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang