Debutant : "Langkah Awal"

739 105 14
                                    

"Apa ini?"

Halilintar menatap tajam si pelayan istana nya yang menghidangkan makanan asing di mejanya.

Sesuatu berbentuk kotak -kotak berwarna coklat yang mengkilap tertata rapih di atas piring putih, di antara aneka menu makan siang ini.

"Nama hidangan ini adalah Coklat Hitam, Yang Mulia. Pangeran keempat memberikan ini untuk anda." jawab sang pelayan laki-laki dengan tenang, cukup terbiasa dengan nada datar dari tuannya.

"Dari Api? Kapan anak itu kemari?"

"Tadi pagi Yang Mulia, Saat Anda rapat dengan Yang mulia raja. Pangeran keempat datang ke sini memberikan ini lalu pergi."

"Mmm... Lalu?" Halilintar memaklumi hal itu, sudah terbiasa dengan sikap Api yang asal masuk tanpa izin lalu langsung pergi.

"Saya tidak tahu detailnya, namun Pangeran keempat bilang kalau ini olahan baru yang dibuat atas ide Pangeran kelima. Dia bilang ini terbuat dari biji buah kaokao."

*Idenya Air...? * Halilintar menatap seksama coklat yang tertata rapih, dilihat dari bentuk nya kemungkinan ini adalah makanan penutup.

"Pangeran keempat bilang ingin tahu pendapat Yang mulia tentang cemilan ini, jadi dia meminta untuk segera memberikan tanggapan anda. sekian dari yang Saya bisa sampaikan." pelayan itu membungkuk hormat.

"Keluar. Akan ku kirim surat tentang itu nanti."

"Baik yang mulia."

Setelah memastikan sang pelayan pergi jauh, Halilintar merapikan lembaran-lembaran dokumen di meja nya.

"Ini makanan manis..."

Halilintar bukan orang yang suka makanan manis. Sebuah hal yang sudah menjadi fakta umum di lingkungan istana, karena itu para koki istana Ruby biasanya hanya menghidangkan biskuit marie, buah-buahan atau kacang-kacangan sebagai cemilan pribadi Putera Mahkota.

Halilintar menghela nafas, dirinya agak kecewa karena kedua Adik beda ibunya itu malah memberi nya makanan yang jelas-jelas ia tidak suka. Air dapat Halilintar maklumi, namun kenapa Api tidak memberi tahu nya?

Normalnya, dia akan membuang langsung makanan itu, dan menghukum mereka yang dengan  sengaja membawakan hal semacam di istananya.

Namun... Dirinya tidaklah sekejam itu jika menyangkut mereka. Mana mungkin dia membuang sesuatu yang baru saja adik-adiknya buat kan?

Terlebih Halilintar merasa ini akan terkait dengan debut mereka, dan dia sudah berjanji untuk membantu.

Melepas sarung tangan putih nya, Halilintar mengambil satu buah cemilan kecil itu dan memakan nya.

*Ini meleleh di mulut dan tidak terlalu manis.... *Halilintar tersenyum tipis. Dirinya cukup terkejut dengan rasa cemilan bernama coklat hitam ini.

Dia memang pernah meminum minuman yang terbuat dari biji kaokao saat mengunjungi wilayah Count Khumarah, dan rasa pahit nya mirip dengan coklat hitam ini, dengan perbedaan Halilintar tahu ada sedikit rasa manis didalam buatan adiknya itu.

*Tidak buruk... Kurasa tetua bangsawan akan suka ini... *

Bagi kalangan Tuan dan Nona muda bangsawan mungkin ini akan terlalu pahit, tapi jika pasarnya adalah mereka yang sudah berumur ini akan cocok.

Mengambil kertas dan pena, Halilintar mulai menulis penilaian nya di kertas.










Roen tersenyum. Dalam perjalanannya menelusuri jalan kota yang ramai, melewati seluk-beluk jalan gang yang sempit, dirinya tidak bisa menghentikan rasa gejolak pada hatinya.

The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang