Punggungnya terasa sangat sakit.
Bahkan dengan dinding es yang ia sempat buat dalam waktu singkat itu belum cukup untuk menghadang daya ledak yang berada tepat dibelakang nya, menghempaskan mereka berdua ke tanah.
Ledakan memekakkan telinga terjadi beberapa saat, setelahnya Ais merasakan rasa nyeri yang amat menusuk di bagian punggung bersamaan dengan rasa perih di kedua tangannya yang menahan tubuh dan kepala Chelsea agar tidak menghantam ke tanah secara langsung.
Gadis itu masih diam tertegun dengan sedikit terluka di bagian tangan dan kaki, mau bagaimana pun mereka baru saja terhempas kuat dari tempat mereka berdiri.
*Sial... Rasanya benar-benar sakit.* Batin Ais menahan rintihannya sambil bangun perlahan-lahan, sayup-sayup suara ledakan lain dan teriakan orang-orang masuk ke telinganya secara bersamaan.
Ais menengok ke arah sekitar hanya untuk menemukan situasi kota yang amat kacau, asap hitam dimana-mana berasal dari jalanan yang rusak, kios dagang dan barang dagang tersebar tak beraturan, dengan jeritan orang-orang yang panik berkeliaran mencoba menyelamatkan diri.
Situasinya lebih buruk dari yang ia duga, jauh lebih suram dari yang dideskripsikan oleh kata-kata novel.
Bagaimana festival yang meriah itu berubah menjadi kekacauan yang menakutkan hanya dalam beberapa detik.
"Kau tidak apa-apa? Bisa berdiri?" Tanya Ais yang mengulurkan tangan nya pada Chelsea yang tersentak kecil setelah lama diam, dengan tubuh yang masih gemetar, gadis itu mengangguk pelan sambil mencoba berdiri di bantu Ais.
Chelsea yang mulai sadar akan sekitarnya hanya bisa memucat, dengan lirih bergumam, "Ini sungguh kejam..."
"Aku tahu itu, tapi kita harus menepi dulu," balas Ais mencoba menenangkan Chelsea, dengan situasi yang kacau begini lebih baik mereka menepi ke pinggir jalan agar tidak terkena dorongan orang-orang yang panik berhamburan, "Aku akan mencari penjaga, kau beristirahat saja di sini dulu."
"Tu-tunggu dulu! Andalah yang seharusnya istirahat yang mulia. Luka punggung anda terlalu parah!" Panik Chelsea sambil mengguncang bahu Ais yang terkesiap dengan reaksi yang tak terduga ini.
Ais menghela nafas pelan. Memang, entah karena dia sudah terbiasa terluka parah atau apa, bahkan dengan darah yang mengalir pelan di punggung yang terbuka cukup besar karena bajunya terkoyak, Ais masih bisa bergerak tanpa beban dengan mudah.
"Ini bukan apa-apa, sungguh. Kau perlu tetap disini, entah kenapa aku rasa orang-orang hitam itu masih berke—"
Ucapan Ais terhenti begitu mereka mendengar suara ledakan lagi, dengan panik ia melihat ke arah sumber suara, hanya untuk melihat orang-orang yang dimaksud ternyata ada di dekat mereka.
Tengah melayang di langit sambil tertawa keras, menatap semua kekacauan yang dia buat di bawah dengan penuh kepuasan.
*Astaga, apa tidak ada dari mereka yang tidak gila? Penjahat kelas teri memang aneh... * Batin Ais berkeringat dingin, mencoba untuk tetap tenang berharap ini semua akan berjalan sesuai rencananya, karena hingga saat ini, Chelsea belum memperlihatkan tanda-tanda akan menggunakan kekuatan suci.
Ini masalah yang serius, Ais sama sekali tidak tahu kronologi nyata apa yang membuat Chelsea mau menunjukan kekuatan setelah sekian lama menarik diri dari publik untuk menyembunyikan nya di novel.
Ais tahu Chelsea itu bukan seorang gadis lembek yang selalu tergoda untuk menyelamatkan orang tanpa pandang bulu, dia cukup berhati-hati dalam menggunakan kekuatan nya.
Jadi pertanyaannya, apa ini semua belum cukup?
Kepala Ais penuh memikirkan langkah selanjutnya yang ia harus lakukan, terutama untuk mencegah bertambahnya korban lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasy[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...