"Ha—"
Ais menengok ke arah belakang, pria berambut perak tua melewati bahu dan berkacamata yang seharusnya sudah membeku sempurna itu tertawa pelan.
Tampaknya dia masih ada sisa mana untuk melawan sedikit.
"Hahaha! Anda... Pikir... Akan semudah.. Itu... ? Aku... tidak sudi menyerahkan diri! Begitu pula soal kekuatan itu!" Theris berteriak dengan suara serak, menatap Ais dengan senyum lebar dan bola mata yang mengecil dalam rasa percaya diri, "Anda sudah terlambat!"
"Apa maksudmu?"
Senyum orang itu semakin lebar saat Ais balik bertanya, merasa dirinya menang.
"Memangnya anda pikir kami ini lelucon?! Kami lebih dari apa yang anda kira, bocah ingusan! Lubang itu akan hancur sebentar lagi, anda tidak akan bisa mendapatkan nya! Hahaha—"
Ais menatap orang itu tanpa minat,*Dia sudah gila, efek menggunakan sihir itu kah?*
"Kukira apa, tapi ternyata hanya omong kosong. Aku tahu kau mengirim mereka ke dalam." Ais melanjutkan langkahnya, mengabaikan suara kebingungan di belakang. Dia sudah menghabiskan terlalu banyak waktu pada hal tidak penting.
Ashley sudah mengatakan nya, pergerakan sejumlah mana aneh yang menuju ke dalam lubang. Tanpa Ais cari tahu pun, itu hanya akan menunjuk pada satu hal.
Makannya dia langsung melacak keberadaan pemegang kunci pengendali mereka, Theris Dersond, orang yang berada di samping Marchioness waktu itu.
Namanya ada di novel, sebagai orang yang mencanangkan pembunuhan pada Saintess di balik layar, Ais akhirnya ingat itu.
Atau lebih tepatnya, bagaimana dia menggunakan para Dollman untuk memaksa Chelsea menggunakan kekuatan suci nya terus-menerus hingga akhirnya dia terpojok, tak memiliki pilihan lain selain mengorbankan dirinya demi warga yang dia lindungi.
Rencana yang begitu mulus untuk menyingkirkan sang Saintess tanpa membuat reputasi Gempa yang tengah pada awal masa pemerintahan nya hancur.
Dan dari situ, menyebar lah kabar tentang keberadaan Homonculus tingkat rendah ini dan seberapa bahayanya mereka, terlebih dengan jumlah besar.
"Itu sebelum Chiba menemukan titik kelemahan mereka." Gumamnya menatap dalamnya lubang tambang dari pinggiran. Satu langkah lagi dan dia bisa saja terbang jatuh ke sana.
Sangat gelap dan dalam, Ais bisa melihat bagaimana obor-obor api yang di tempatkan di jalan yang melingkar turun membentuk spiral itu semakin lama semakin pudar hingga tidak terlihat lagi cahayanya menandakan betapa dalamnya tanah yang sudah digali.
Diantara cahaya itu, ada gemuruh langkah yang tidak teratur yang menyebabkan cahaya-cahaya itu berkelas-kelip tidak stabil, belum terlalu jauh dari tempat Ais berdiri.
"Kalian, anak-anak yang malang," Tanpa mengalihkan perhatiannya pada para Dollman di dalam, Ais merentangkan tangannya ke atas, panah-panah es terbentuk di udara, "Biar ku akhiri penderitaan kalian di tubuh itu."
"King, Tolong."
– Siap bosque!
*... beneran jamet. *Batin Ais sesaat, sebelum kembali memfokuskan matanya dalam mengunci target.
Tanah di bawahnya bergetar kuat, lolongan dari dalam mulai berubah menjadi lebih panik, nyaris membuat gendang telinga siapa saja yang mendengar nya bisa saja pecah.
256 Dollman tersebar di dalam sana, terjebak dalam tanah tinggi yang merangkap mereka kuat, menghentikan tubuh mereka untuk bergerak lebih jauh, dari memproses perintah yang diberikan pada tubuh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasi[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...