Manik delima nya menatap halaman kediamannya yang ramai, oleh para pelayan yang ke sana ke mari mempersiapkan acara debutnya.
Segala pernak pernik, meja, kursi dan sebagainya di tata dengan rapih dan tersusun di halaman kediaman yang luas dan megah.
Tema serba ungu dan hitam ciri khas keluarga Duke Habbert mulai terlihat di halaman hijau mansion mereka.
"Kenapa Pang? Tumben kamu melamun begitu.."
Suara orang yang lebih tua membuyarkan lamunan nya, melihat ke arah pembicara, Manik delima bertemu Manik delima yang lebih datar.
"Namaku Fang lah kak... Dan memang kenapa kalau aku melamun? Masalah?" Katanya dengan nada capek, kakaknya ini selalu memanggil nya dengan nama panggilan salah sebutnya waktu kecil dulu.
Memang dulu ia cadel, tapi gk perlu di bawa sampe gede juga kan?
"Terserah, Pang." Kakaknya hanya terkekeh pelan sebelum duduk di kursi "Kau gugup karena hari ini acara debut mu?"
Si 'Fang' terdiam ditanya begitu oleh kakak nya "Mungkin? ...memang nya gk boleh? " gumamnya.
"Yah...boleh-boleh aja sih..." ujar kakaknya sambil mengambil cangkir berisi kopi yang barusan di siapkan pelayan. "Cuma aneh aja liat adik ku yang dulu paling berisik, paling suka menarik perhatian setiap datang ke acara, jadi gugup dan melamun seperti ini.."
"Kak Kaizo.... Adeknya lagi gugup malah ngungkit hal begituan, bikin malu tau gak?..." Fang menghela nafas, dirinya semakin gugup dalam menghadapi debutan nya sendiri.
Dari apa yang dia ingat, dulu dia memang anak yang terbilang sangat aktif mencari perhatian, entah dengan meniru kakaknya atau nyari ribut dengan kedua pangeran suhu itu bersama komplotan nya, anak Count.
Itu dulu, saat dia masih kecil, terlebih dia hanya datang buat nyari hiburan aja, main dan berbincang bersama teman tanpa peduli dengan sekitar.
Tapi kali ini dialah bintang acaranya, terlebih debut tandanya dia akan di cap sebagai dewasa, bukan anak-anak lagi.
Sudah bukan saatnya dia bermain-main lagi, dia adalah putra kedua keluarga duke yang akan mendukung kakaknya sebagai penerus keluarga dalam politik, setelah ini sikapnya tidak akan ditolelir lagi.
Terlebih, ada hal yang ia tidak bisa ceritakan pada keluarga nya akhir-akhir ini.
"Kau terlalu tegang Fang, bagaimana kalau mencari angin untuk menenangkan pikiran mu dulu sana?"
"Dan meninggalkan kewajiban ku mengawasi jalannya persiapan debut ku sendiri?" Jawab Fang dengan kecut, kalau saja dia bukan penanggungjawab nya, dia pasti sudah melakukan itu sedari tadi.
Kaizo menatapnya sebentar, sebelum menghela nafas, yang dikatakan adiknya memang hal yang tidak patut di satu sisi.
Tapi kalau Kaizo menyerah disini, niat sebenarnya dia nggak akan ke capai. Terlebih ini adalah kesempatan terakhir nya.
"Jalan aja Fang, biar -"
"Kakak meragukan ku?"
"... Kau yakin tidak mau pergi?"
"Jangan ubah topik kak, dan ya karena ini tanggungjawab pertama ku di dunia sosial"
Kaizo menggigit bibir, adiknya semakin gede semakin keras kepala dan pintar mencari alasan. Tak punya pilihan, Kaizo akan menggunakan kartu AS nya sekarang.
"Kudengar toko kue di blok 4 menjual menu baru"
"Kak, Sudahlah aku nggak-"
"Beberapa paket variasi kue lobak-"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasía[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...