Pada dasarnya kedatangan Ais ke Wilayah Timur memiliki beberapa tujuan.
Selain masalah pribadi, mencari tikus setongkrongannya Visen dan keberadaan FA lain disini, dalam novel memang ada satu peristiwa krusial yang turut berkontribusi dalam kehancuran kerajaan Zethis yang tidak dapat Chiba tangani di alurnya karena dia adalah orang awam dan memang terjadi saat Chiba berada di tempat lain.
Masalah diplomatik.
Peristiwa yang tersebar hingga berita koran di antara rakyat jelata yang diberi julukan "Samudera Api", dimana puncaknya adalah beberapa kapal yang sedang bersinggah di pelabuhan dan tempat penginapan para utusan luar negeri yang turut berlayar mengalami kebakaran hebat hingga menimbulkan korban jiwa.
Bagi kerajaan Zethis, ini adalah pukulan besar pada kemampuan mereka dalam membangun hubungan internasional karena pemerintah dinilai tidak becus menjaga keamanan lingkungan yang digunakan dalam hubungan diplomatis antar negeri—bukan, Benua.
Mudah ditebak bahwa benua barat, Kerajaan Zethis terutama, mengalami dampak negatif yang tidak main-main dalam hal hubungan internasional mereka. Mulai dari biaya perbaikan yang besar dan evaluasi keamanan yang terganggu, pengucilan dalam hubungan internasional, hingga pedagang asing yang mulai menghindari pelabuhan kerajaan hingga membuat kegiatan ekspor dan impor terganggu yang dampaknya terasa lebih bagi wilayah selatan yang mengandalkan perdagangan dan turis luar.
Bisa dibilang, dengan ibukota yang masih dibangun kembali setelah kerusakan parah waktu itu, masalah di Wilayah timur tidak dapat di atasi dengan maksimal.
*Alias semuanya jadi kacau... Mana entar Kerajaan Alterium menyatakan perang di wilayah selatan lagi... *Batin Ais meringis pelan sambil memasukan sesekop pasir ke dalam ember yang telah diberi sedikit air, membuat adonan pasir yang agak padat.
"Manusia dingin! Aku menemukan cangkang-cangkang kerang yang kamu minta!"seru Ashley yang datang dengan membawa seember berisi cangkang kerang kosong dengan wajah bangga.
Ais tersenyum tipis melihatnya. Tanpa melepas pandangan saat tangannya membentuk tumpukan pasir didepannya dengan bantuan sekop kecil, Ais berbicara dengan lembut, "Taruh dulu di sini."
Ashley menurut. Meletakkan ember di samping Ais yang tengah berlutut, dia beralih menatap gunungan pasir dengan mata berbinar, "Wow. Ini keren manusia!"
"Saya tidak tahu kalau anda juga punya bakat seni Yang mulia." Komentar Roen yang melihat mahakarya tuannya dengan mata kagum walau Ais tidak tahu akan hal ini.
Menjulang ke atas hampir menyamai tinggi kepala Ais sendiri, dengan luas yang sangat besar hingga Ashley bisa main didalamnya, serta detail super yang presisi dan lengkap.
Ais telah mencetak rekor istana pasir terbesar di dunia ini. Beri tepuk tangannya!
Apa?
Salahkah seorang pangeran healing di pantai private milik keluarganya sendiri?
Ais gabut di istana tahu, suasana istana bikin pikirannya sumpek overthinking terus. Rehat bentar kan gak menyebabkan dunia hancur begitu aja, jadi dia memilih untuk main di pantai hari ini.
Niatnya sih, mau berenang di laut dingin selagi matahari lagi-lagi membakar isi bumi ini, tapi ya... Tubuh Air itu punya masalah kesehatan yang agak ekstrim jadinya Ais sadar diri untuk tidak nyemplung ke laut dan dengan lapang dada hanya bermain di pantai.
Toh, Istana pasirnya memang keren kok.
Lihatlah bagaimana Ashley dengan antusias menelusuri bagian dalam istana pasir Ais yang menyerupai labirin mini itu.
Ais tersenyum tipis melihat betapa riang nya Ashley bermain di istana pasir, *Dia juga butuh tempat untuk bergerak leluasa... *
Istana Aquamarine mungkin memang miliknya, tapi tidak dengan pekerjanya. Ais belum sepenuhnya yakin kalau mereka adalah orang-orang yang loyal pada Air karena nyatanya mereka telah lama bekerja di sana sebelum ia datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasy[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...