RoyalDuty : "Aksi Berkabut Dingin"

299 68 11
                                    

Ais sejak awal tidak berniat berbasa-basi.

'Misi' penyelamatan sandera ini segera dilaksanakan begitu mereka selesai membuat rencana, tanpa membuang waktu lagi karena dua hal.

Walau dirinya merasa sehat, Fang tetap bersikukuh dia harus segera kembali ke penginapan untuk mengecek kondisi tubuhnya pada tabib dengan benar.

Dan Suku Aljinz yang tertangkap kemungkinan dalam kondisi yang parah karena berdekatan dengan Amatlys, harus segera ditangani secepat mungkin.

Seperti yang dia bilang, Ashley akan membuat kekacauan untuk mengalihkan perhatian.

"Oh, sudah kuduga menonton gelud itu menyenangkan." ujarnya saat menatap orang-orang yang berlalu-lalang dengan panik menerima serangan dadakan tengah malam begini dari atas.

Tentu saja, Ashley yang membuat mereka terbang dengan sihir, bukan Ais.

"Manusia, apa aku harus melempar bola api lagi? Atau sambaran petir dari langit? Aku bisa kedua nya sekaligus juga!"

Ais tersenyum kecil, mengusap pelan pucuk kepala si naga yang bersorak gembira untuk bisa melepas kekuatannya dengan bebas setelah sekian lama,"Lalukan sesuka mu, mereka itu penjahat yang tidak perlu di belas kasihani."

Manik silver Ashley membulat dalam binar senang, Ais kira dia akan langsung mereog namun ternyata dia malah berbalik menghadapnya menanyakan pertanyaan yang Ais tidak duga, "Apa aku bisa melakukan nya juga pada si Bob pirang nanti?"

Ais memejamkan matanya sesaat. Rupanya Ashley menyimpan dendam pada Visen selama ini, terasa walau suaranya terdengar bermain-main, tersirat gejolak amarah kuat yang diam-diam terdapat di hatinya.

Genetik memang susah di ubah. Teringat dirinya pada seseorang yang selalu pergi jauh tanpa kabar, hanya fokus pada pekerjaan nya hingga telat dalam memahami anak-anak nya sendiri.

Ais bersumpah tidak ingin mengulangi nya sungguh.

"Ya. Boleh, akan ku pastikan itu."

Rasanya salah, ini tidak benar. Namun Ais lebih tahu bagaimana rasanya hanya bisa memendam dan tidak dapat apa yang dirasakan.

Jujur saja, Image nya sebagai hero membuat mereka harus bertindak sesuai apa yang orang-orang harapkan, sangat mengekang karakter mereka.

Pembela keadilan, pahlawan yang baik hingga penyelamat yang dapat memaafkan semua orang.

Itu adalah persepsi yang salah, orang awam mudah mengatakannya. Karena sebagai publik figur yang berpengaruh, sekali nya melenceng dari harapan massa, bahkan seorang Saint pun bisa dibakar hidup-hidup.

*Karena pahlawan sama dengan idola, wujud sempurna dari harapan yang mustahil dicapai. *Batin Ais menatap rumit Ashley yang tengah menyerang lagi, kali ini dengan serangan lebih besar mengarah mereka yang tengah menjaga sekitar lubang tambang, *Sangat berkilau didepan, hingga pemuja mereka buta akan mahluk biasa dibalik julukan itu. *

"Ashley, kita akan ke rencana selanjutnya." Ucapnya dengan lebih keras, tahu kalau angin dan suara teriakan di sekitar mungkin membuat suaranya susah didengar.

Paham akan perintahnya, Ashley menggerakkan tubuh mereka berdua ke tempat yang lebih jauh dari tenda peristirahatan para tentara bayaran.

Mengacaukan garis pertahanan pertama mereka sudah cukup untuk membuat distraksi, memudahkan tim penyelamat pergi ke tempat para tahanan selagi musuh sibuk dengan serangan tiba-tiba.

Sisa dari para cecungguk bisa di atasi oleh Petarung Suku Aljinz yang ikut. Setidaknya, satu dua orang akan ditangkap hidup-hidup untuk bukti.

"Manusia! Didepan aku merasakan aliran Mana yang aneh!" seru Ashley yang mengeram sedikit, Manik silver nya menatap waspada pada tempat tujuan mereka, "Aliran mana yang kacau, seperti bisa meledak kapan saja!"

The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang