Menjadi Saint adalah hal yang sangat berat sejak dulu.
Sebelum organisasi keagamaan seperti sekarang dibentuk dan memiliki kedudukan kuat di masyarakat, banyak Saint dan Saintess hanya dianggap sebatas orang pintar yang bekerja tanpa pamrih membantu masyarakat.
Kekuatan mereka mungkin adalah keajaiban tak terbayangkan, namun itu tidak akan membantu mereka untuk hidup di tengah masyarakat dengan raga yang membutuhkan dukungan materi.
Maka kedudukan mereka pun tidak ada bedanya dengan orang kebanyakan, bekerja seperti biasa tanpa pengakuan hingga akhir hayat, menjadi bagian dari cerita yang terlupakan.
Tak ada yang peduli soal orang pintar dari suku kecil, tak ada yang memikirkan bagaimana nasib mereka yang terpinggir, maupun apa yang terjadi pada mereka yang di pojokan oleh masyarakat karena perbedaan pandangan.
Sejarah hanya ditulis oleh mereka yang menang, oleh mereka yang berhasil dikenang.
Mungkin karena itulah, jumlah mereka terus berkurang tiap tahunnya imbas banyak faktor yang merugikan mereka yang tidak bernama. Semakin langka seiring perkembangan peradaban. Yang dampaknya terasa begitu besar di jaman sekarang, saat status Saint dan Saintess adalah posisi yang luar biasa.
Mereka memang tidak memiliki kekuatan politik di atas kertas, tapi pendapat mereka sangat besar dalam menentukan masa depan sesuatu masyarakat.
Pengaruh pihak keagamaan yang semakin mengakar di hati orang-orang dari berbagai kalangan pun turut menambah nilai nya. Walau pemerintah seperti Kerajaan Zethis bukan termasuk kerajaan yang religius, pengaruh mereka masihlah faktor penting dalam mengarahkan alur politik.
Walau mereka tidak aktif, sekalinya terlibat, akan susah mengontrol apa yang terjadi setelahnya. Karena itu tindakan mereka sangat diawasi dan dilindungi oleh pihak keagamaan yang memiliki tugas untuk memastikan kelancaran tugas dan keamanan mereka.
Termasuk dari sengketa politik, dan orang-orang yang bermain di atasnya seperti bangsawan-bangsawan dan keluarga kerajaan, terkhususnya dari tindakan nekat seorang pangeran muda yang baru saja debut dan langsung menyatakan perang pada kakak tertuanya sendiri, pada putra mahkota resmi kerajaan tanpa beban.
"Di titik ini aku merasa, terobos ajalah sekalian." Kata Ais acuh tidak acuh dengan ekspresi tak percaya dari orang didepannya, "Seperti salah satu tokoh manhwa katakan, kalau ada lubang di dinding daripada mikirin cara tutup nya, hancurin aja sekalian dindingnya."
"Filosofi aneh darimana itu, Idiot?!" Fang tak tahan, tak sengaja mengeplak kepala orang bertampang datar di depannya ini, "Kamu beneran mau bikin pemberontakan kah? Mentang-mentang deket sama Saintess, kamu mau pakai jalur pribadi gitu?"
Untung mereka hanya berdua—bertiga, tapi Ashley naga jadi tidak terhitung, di ruang baca nya. Jadi tidak ada yang akan ribut masalah anak duke yang baru saja memukul kepala pangeran.
Ais meringis pelan, pukulan Fang sakit cuk. Mana tiba-tiba saat dia lagi gak siap lagi. Kaget lah dia dipukul tanpa pemberitahuan.
"Sans, jalur ordal gini tujuannya buat kebaikan banyak orang, bukannya mau ngobrak-ngabrik pemerintahan kok." jelas Ais dengan tenang sembari mengusap kepalanya, menatap Fang dengan rasa percaya diri, "Prioritas nya nyawa banyak orang yang lagi diambang batas. Kukira kalau pihak keagamaan tidak mau nama mereka tercemar, pasti akan disetujui segera... Chelsea, anak baik-baik pasti setuju begitu tahu tujuan ku."
Fang mengerutkan keningnya, menatap aneh orang didepannya saat menyebut nama Saintess dengan begitu santainya,"Jadi itu alasan mu meminta Roen yang ngirim?"
"Mumpung dia lagi di wilayah sebelah, bentar lagi ke sini. Kenapa nggak? Lebih cepat lebih baik."
Ais benar kan? Mereka perlu jawaban cepat, jadi mending mereka ngirim langsung ke tempatnya daripada nunggu pakai protokol biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasy[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...