Solar pernah membicarakannya, teori adanya dunia Paralel di realita ini.
Konsep dimana dunia yang mereka tinggali bukanlah satu-satunya kenyataan yang ada, bahwa ada banyak dunia lain yang berada di luar jangkauan mahluk hidup, apalagi manusia.
Dan diantara dunia-dunia itu, ada ruang pembatas yang menghubungkan keduanya.
Ais sekarang menyesal karena tidak pernah mendengarkan lebih lanjut. Karena jika dia dengar, mungkin mereka bisa lebih cepat menangani masalah ini.
Jendela toko yang masih hitam itu kini menampilkan berbagai macam hal aneh, seperti ikan Koi merah yang melintas di luar.
"Tampaknya kita benar-benar sial."
Ais mendelik tajam ke arah orang yang kini menatap jendela toko dengan pandangan rumit, tak terasa bahwa suhu ruangan itu mendingin dengan perlahan.
*Sabar Ais... Sabar... Kamu tuh aslinya udh 20 tahunan! *Batin Ais mengusap dadanya pelan. Tentunya dia harus berpikir tenang dalam situasi ini, membuat Fang sengsara bisa dipikirkan nanti.
Sudah hampir tiga puluh menit mereka terjebak didalam toko aneh ini, dan belum ada perkembangan sedikit pun tentang cara keluarnya.
Pintu dan jendela toko tidak bisa dibuka, bahkan dengan tarikan bayang milik Fang sekalipun. Mau mencoba pergi ke ruang lain aja tidak bisa, mereka benar-benar terjebak di dalam ruangan ini.
"Karena cara kasar gak bisa, mending kita cari di sekitar sini, siapa tahu ada petunjuk." Ais memberi ide sambil melihat ke seisi toko yang tersisa, "Apa kakakmu mengatakan sesuatu lagi?"
"Sayangnya tidak ada," Fang menggeleng lelah, "Semua narasumber pun lupa apa yang mereka perbuat di dalam toko."
Ais mengangguk mengerti sebelum mengalihkan perhatian nya pada papan tulis kecil bertuliskan nama toko yang sangat misterius ini, "Pada akhirnya, kita harus pakai cara lama."
"Cara lama apaan?"
Ais tidak langsung menjawab, dia panjat meja kasir agar bisa masuk ke bagian dalamnya lalu berkata, "Pengeledahan total. Kita bongkar semua barang di ruangan ini, ambil apa saja yang menurutmu mencurigakan."
Fang sebetulnya cukup panik, melihat tubuh Air melakukan hal tidak sopan seperti menginjak meja makan adalah hal yang mengejutkan, namun perkataan si empu membuatnya harus tersadar,"Bukankah itu perusakan properti namanya? Kau mau jadi kriminal?!"
Ais yang sedang turun dari meja menatap Fang datar, *Aku lupa dia ini masih anak orang kaya terlindung... Pemikiran nya polos amat.*
Kalau waktu misi di dunia lamanya dulu, jangankan merusak properti, menghancurkan gedung pencakar langit dengan serangan mega mecha nya fusion dua sulung pun dilakukan sampai tu gedung jadi debu.
Jangan tanya segimana heboh nya waktu itu.
"Ya jangan sampe rusak atuh, ambil doang, nanti balikin." Sahut Ais dengan santai, "Kau cari di rak itu coba."
Tangannya sedari tadi sudah sibuk membuat kunci es untuk membuka laci-laci di kolong meja kasir. Isinya masih terbilang normal, beberapa uang, buku nota, alat tulis dll. Tidak ada yang mencurigakan, Ais juga tidak bisa merasakan aliran Mana, menandakan bahwa itu semua hanya sebuah benda biasa.
"Buku-buku di rak ini bersih. Tidak ada yang mencurigakan." Sahut Fang.
"Di laci ini juga." Balas Ais sambil mengalihkan perhatiannya pada meja lain di belakang meja kasir. Gelas-gelas kaca berjejer rapih, berserta beberapa tempat kecil yang Ais periksa ternyata berisi rempah-rempah, gula dan sejenisnya tertata rapih di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lazy Prince's Thorny Road To Peacefull Life
Fantasia[On Going] Mantan pahlawan galaksi yang pemalas menjadi seorang pangeran? Apa gak apa-apa tuh? Seseorang yang terdidik untuk berdikari sejak dini, sekarang harus tahu caranya memakai kekuasaan nya dalam memerintah orang. Boboiboy Ais bin Amato kir...