Part 04 - Peringatan!
•
Andy : Jangan pernah mengiyakan tawaran nyokap gue
Jari-jemari Andy dengan gesit langsung menuliskan sebuah pesan peringatan kepada Samantha karena cepat atau lambat, Shenna pasti akan luluh dengan permintaan nyeleneh dari adiknya.
“Aku mau belajar sama Kak Samantha Ma, udah yakin banget.”
Andy menurunkan ponselnya sejenak setelah mendengar ocehan Maudy yang kesekian kalinya. Persis di hadapannya, pemuda itu dapat melihat dengan jelas bagaimana Maudy yang masih saja merengek tiada henti. Maudy terus mendesak Shenna agar ibunya mau menerima permohonannya. Kuping Andy terasa panas. Ia hanya bisa memutar bola matanya sambil sesekali membuang napas dengan kesal.
“Ma, boleh dong? Kak Samantha baikkk banget. Katanya Kak Samantha juga pernah ngajar les lho. Masa sih gak boleh? Boleh ya, Ma? Kali ini, akan aku buktikan ke Papa kalau ranking aku bisa naik, ya?”
Shenna terus memberikan anggukan kecil ketika mendengar penjelasan dari putri bungsunya. Ada beberapa pertimbangan yang sedang wanita itu pikirkan. Ia mulai menghembuskan napasnya sambil memperhatikan wajah Maudy dengan lekat.
“Maudy, kamu yakin mau keluar dari les?” Shenna akhirnya buka suara. Walaupun Maudy belum mendapat jawaban yang pasti, namun yang jelas anak itu sudah berteriak dengan girang. Ya, menurut Maudy, ini sama saja dengan basa-basi ringan untuk mengiyakan permintaannya barusan.
“Mau, Ma,” Maudy mengangguk mantap. “Diajar sama Kak Samantha benar-benar luar biasa, Ma.”
Shenna tersenyum hangat. Berbanding terbalik dengan Andy yang malas mendengar keputusan ibunya. Laki-laki itu memilih untuk beranjak menuju ke kamar sambil menatap pesan yang belum sempat dibalas oleh Samantha.
Di sisi lain, Samantha harus dihadapkan dengan dilema berat. Setelah mendengar notifikasi pada ponsel miliknya muncul, gadis itu menelan ludahnya takut dan memilih untuk abai. Samantha tebak, Andy sudah pasti mengirimnya pesan dan menyuruhnya agar tidak menerima usulan dari Shenna.
“Maaf Pak. Jika Bapak berkenan, mohon berikan waktu lebih lama lagi. Saya pastikan akan segera membayar semua utang saya.”
Sembari sibuk dengan pikirannya, Samantha secara tidak sengaja telah mendengar percakapan Andrian dengan seseorang di balik telepon ketika dirinya ingin memanggil sang ayah dari ruang tamu. Andrian terlihat sangat frustasi karena panggilannya yang diputus oleh sepihak tadi. Melihat hal itu, Samantha lantas memanggil ayahnya itu. “Yah, ada apa?”
“Bukan apa-apa,” Itu jawaban pertama yang dilontarkan pria itu ketika Samantha bertanya. Andrian berusaha dengan sangat keras untuk menutupi masalah yang ia hadapi dengan senyuman. Matanya kini beralih pada makan malam yang sudah tertata rapi di meja makan. “Ayah udah lapar. Tunggu Ayah mandi lalu kita makan bersama, ya?”
Gadis itu mengangguk. Ia tahu jika akhir-akhir ini masalah terus berdatangan. Samantha menyesal telah meminjam banyak uang dalam jumlah yang besar karena keadaan yang memaksanya dua tahun yang lalu. Lihatlah apa yang sudah ia perbuat. Hidupnya akan selalu dikejar bak peminjam yang terus berkamuflase dari para rentenir.
Ponsel miliknya tiba-tiba berdering sekali lagi. Samantha pikir jika Andylah yang kembali mengirimkan pesan kepada dirinya. Pasti Andy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...