Last Goodbye - 30

57 3 0
                                    

Part 30 - Pura-Pura Peduli(?)

Samantha mulai menyiapkan hati, mempersiapkan diri sebelum ia menjatuhkan badannya ke dalam air. Sebentar lagi, hidupnya akan segera berakhir. Samantha tidak keberatan, selama bukan orang-orang terdekatnya yang harus menderita. Semoga, tidak ada lagi mereka yang akan dirugikan setelah gadis itu tiada. Hanya itu satu-satunya harapan Samantha sebelum ia pergi meninggalkan dunia yang kejam ini.

Gadis itu tersenyum, berpamitan dengan semesta yang tidak memberinya tempat untuk bahagia.

GRAB!

Samantha!

~~~

Tangan-tangan panjang dari seseorang berhasil menahan niat Samantha yang ingin menjatuhkan dirinya ke dalam laut. Seluruh badan dan kakinya tiba-tiba terasa lemas saat itu juga. Pemuda itu segera membawa Samantha untuk masuk ke dalam jalur yang seharusnya. Gadis itu sudah berdiri melewati pembatas tanpa alas kaki. Jika saja Andy terlambat datang menjumpai Samantha hari ini, mungkin nyawa gadis itu benar-benar melayang pada saat itu juga.

“Lo gak apa-apa?” itulah pertanyaan pertama dari Andy ketika melihat kondisi Samantha saat ini. Napas pemuda itu terengah-engah akibat berlari terlalu cepat. Ia kemudian menatap khawatir pada lawan bicaranya. Suhu badan Samantha terasa begitu hangat. Andy lalu melepaskan sweater hitam miliknya dan memberikannya kepada Samantha. “Gue cariin lo kemana-mana-”

“Buat apa?”

Andy seketika terdiam, setelah melihat Samantha menghempas jauh sweater miliknya ke atas tanah. Ia bisa merasakan kepedihan yang dirasakan oleh gadis itu. Mata Samantha mulai berkaca-kaca, menatap wajah Andy dengan begitu lekat dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.

“Buat apa lo sok peduli kalau lo salah satu orang yang berharap gue pergi jauh dari tempat ini?”

Mendengar pertanyaan dari Samantha, pemuda itu mulai menggeleng kepalanya dengan pelan. Andy tahu jika Samantha sudah telanjur membenci sekaligus kecewa dengan sikap bodohnya selama ini.

“Tha, gue tahu lo benci dengan sikap gue kemarin. Menjelaskan semua ke lo mungkin hanya akan terdengar seperti omong kosong belaka,” ucap Andy sebelum ia menunduk kepalanya malu. “Tenangin diri lo-”

“Oh, gue tahu,” bukannya mau mendengarkan, Samantha justru mengangguk-angguk dan membiarkan setetes air mata mengalir. “Lo otomatis akan kehilangan peringkat pertama lo kalau gue udah mati ‘kan? Lo mau manfaatin gue sampai lulus supaya lo bisa masuk ke kuliah favorit, supaya lo bisa mendapatkan pujian-pujian dari mereka, supaya lo bisa tetap menjadi anak kesayangan semua orang,” Samantha menatap tajam ke arah pemuda itu, mengaduk-aduk perasannya yang sudah bercampur menjadi satu. “Lo gak tahu berapa penderitaan yang harus gue jalanin demi permintaan bodoh lo itu? GAK ‘KAN? YA IYALAH! ORANG TIAP HARI LO CUMAN BISA NYAKITIN PERASAAN ORANG!”

Andy bergeming, setia mendengarkan semua perasaan sesak yang selama ini ia rasakan. “Maaf Tha.”

“Maaf lo itu gak bisa merubah apa-apa lagi-”

“Maaf Tha, maaf, maaf, maaf banget Tha.” Andy langsung menarik tubuh Samantha dan memeluknya dengan erat. Laki-laki itu ikut meneteskan air matanya. Bagaimana bisa ia terus bersikap bodoh sampai detik ini? “G-gue salah. Selama ini gue udah membuat lo menderita, maaf karena baru mengetahui hari ini.”

 Samantha sempat terkejut untuk beberapa saat. Tapi di satu sisi, ia juga tak memiliki cukup tenaga untuk melepaskan pelukan Andy dengan paksa. Isakan yang terdengar dari Andy seketika membuat hati Samantha ikut terasa perih. Samantha rasa jika selama ini mereka berdua telah banyak saling melukai satu sama lain. Samantha terluka, tapi gadis itu tak bisa langsung melupakan bagaimana perjalanan pahit yang Andy lewati sampai saat ini. Andy terluka, tapi laki-laki itu jelas tak memiliki wewenang untuk menghancurkan kebahagiaan orang lain begitu saja.

Last Goodbye [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang