Part 20 - Perubahan Drastis
•
Karena pelajaran seni budaya sedang kosong, jam pelajaran matematika yang seharusnya sudah berakhir justru ditambahkan sendiri oleh Bu Wina, wali kelas sekaligus guru matematika untuk kelas 12 IPA 2. Para murid yang sudah bersorak ria karena mengira akan adanya jamkos terpaksa mengikuti pelajaran tambahan dari Bu Wina padahal, mereka baru saja menyelesaikan pelajaran matematika selama tiga jam.
“Untuk mengerjakan nomor 12, kita bisa memakai rumus eliminasi pada materi persamaan linear dua varibel,” guru dengan penggaris kayu panjang di tangannya kemudian bergerak untuk menuliskan bentuk umum dari rumus yang sempat dijelaskan. “Sekarang pertanyaan Ibu, ada yang masing ingat apa saja ciri-ciri dari persamaan linear dua variabel?”
Dari dulu, pelajaran matematika yang dibawakan oleh Bu Wina pasti akan selalu diam dan kaku. Bu Wina yang terlampau serius dan galak membuat murid-murid enggan untuk menjawab pertanyaan dari beliau. Beberapa anak laki-laki yang berada di pojokkan mulai menguap sambil sesekali mengambil kesempatan untuk membuka ponsel di dalam laci. Bahkan Freya terlihat kesulitan untuk membuka kedua matanya dan hampir terlelap beberapa kali.
“Iya?” Bu Wina kemudian menoleh pada gadis yang mengancungkan tangannya, mempersilakan anak itu untuk menjawab pertanyaannya. Beberapa pasang mata yang masih mengikuti pelajaran ikut menoleh ke arah Samantha.
“Saya boleh izin ke toilet tidak Bu?”
Suasana kelas yang super duper tegang kini mulai berisik setelah Samantha mengucapkan kalimat di luar dugaan mereka. Samantha yang menoleh sekelilingnya hanya menatap heran karena beberapa menganggap Samantha sedang bercanda, padahal ia sangat serius dengan ucapannya barusan.
“Saya akan mempersilakan kamu ke toilet jika kamu bisa menjawab pertanyaan saya barusan,” tantang Bu Wina sambil melipat dua tangannya, merasa telah dipermainkan oleh anak muridnya yang satu ini.
“Ciri-cirinya memiliki dua variabel dengan pangkat tertingginya adalah satu, ruas kiri dan ruas kanan dipisahkan dengan tanda ‘sama dengan’,” jawabnya. “Pada rumus yang ada di papan tulis, kita bisa menyimpulkan jika a sama b adalah koefisien, c adalah konstantanya, sementara x dan y adalah nilai variabel.”
Bu Wina kemudian menghembuskan napasnya dengan berat ketika Samantha memberikan jawaban yang tepat. Ia lalu mengangguk pelan dan memberikan kesempatan kepada anak muda itu untuk menggunakan toilet. “Kamu boleh pergi.”
Samantha tersenyum setelah diizinkan untuk keluar dan segera menyambar pergi. Ia jadi teringat dengan kejadian istirahat tadi. Karena harus menemani Freya yang sedang makan, ia tidak sempat untuk buang air kecil ketika sang ketua kelas sudah memberi info darurat bahwa Bu Wina yang akan menggantikan Bu Dea mengajar. Siapa yang tidak terkejut ketika Freya dan Samantha yang mengira waktu istirahat mereka bertambah kini dikejar oleh waktu yang sebentar lagi akan masuk?
Tanpa banyak ba bi bu, Samantha langsung melupakan buang air kecilnya dan memilih untuk masuk ke dalam kelas. Samantha masih sayang dengan nyawanya dan tidak ingin membuat masalah dengan guru itu. Bu Wina adalah guru yang tidak memandang buluh.
Ketika sedang asyik bersenandung kecil, perjalanan Samantha yang tenang tiba-tiba diinterupsi oleh dua laki-laki yang menghampirinya entah dari mana.
“Oh,” suara orang pertama yang terdengar langsung membuat Samantha bergidik ngeri. Frans tampak merangkulnya pundak gadis itu seolah mereka adalah teman dekat. “Jadi ini orang yang motong-motong ucapan gue kemarin.”
“Orang ini juga yang tiba-tiba ngusir kita di rumah sakit kemarin?” kini Kenzo ikut bersuara, melipat kedua tangannya dan berjalan mendahului Samantha, bersiap untuk memblokir jalan gadis itu. “Oh, ini toh orangnya.”
![](https://img.wattpad.com/cover/319055994-288-k541365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...