Part 47 - Another Truth
•
Sosok laki-laki jangkung dengan sweater abu-abu terlihat sedang berjalan menuju parkiran sekolah. Siulan yang berasal dari orang itu terdengar di sepanjang jalan. Hari yang berat. Pemuda itu tidak menduga jika komentar yang sempat dimuat olehnya beberapa waktu yang lalu berhasil membuat sekolah menjadi medan perang. Hampir semua orang menghakimi Samantha yang hidup dengan penuh kepalsuan. Telinganya bahkan sempat panas mendengar nama Samantha yang menjadi topik pembicaraan banyak orang.
Tapi, laki-laki itu bersikap abai. Ia tidak peduli dengan apa yang akan dialami oleh Samantha. Toh, ia hanya diperintahkan untuk mengungkapkan rahasia itu, bukan untuk memberikan belas kasihannya kepada Samantha. Karena misi yang ia jalani bersama Freya telah selesai sampai hari ini, laki-laki itu tidak mau terlalu ambil pusing dengan masalah ini.
“Sini lo rupanya.”
Suara berat Andy yang berasal dari arah berlawanan berhasil membuat aktivitas Frans berhenti sejenak. Frans yang bersiap-siap untuk pergi meninggalkan area belakang sekolah berhasil dicegat oleh Andy.
Andy menyenderkan pundaknya pada salah satu tiang cokelat tinggi. Posisinya nyaris terlihat seperti orang yang sedang tertidur karena ia menutup matanya dengan dua tangan yang terlipat di depan dada. Usai mendengar suara Frans yang terdengar semakin dekat, ia seketika membuka suara dengan sengaja agar Frans mengetahui keberadaannya di sini.
Frans berdecak pelan, menganggap jika ia tidak memiliki urusan apapun dengan bocah ini. Pemuda itu segera memundurkan kendaraan roda dua ke belakang agar ia bisa pulang. Bukankah hari ini adalah hari yang melelahkan?
GRAB!
“Ke mana lo?”
Frans terkejut karena tidak menduga Andy telah berdiri di belakangnya. Keduanya kini saling berhadapan satu sama lain. Tangan kanan Andy menahan jok motor milik Frans agar tidak bergerak menjauh, sementara Frans hanya memberinya tatapan datar.
“Gak ada yang mau gue omongin di sini,” ujarnya kelewat santai, padahal Andy bisa saja langsung meninju Frans karena berani menjawab pertanyaannya dengan cara nyeleneh.
“Lo serius gak ada yang mau diomongin setelah kekacauan ini?”
“’Kekacauan’?” salah satu alis Frans terangkat. “Oh, Maksud lo, yang terjadi sama Samantha hari ini?”
“Jadi bener lo yang ngelakuin?” tanyanya dengan perasaan tidak percaya. Terlalu sulit untuk mendeskripsikan betapa kecewanya perasaan Andy terharap Frans selama ini. “Gue gak nyangka lo bisa sejahat ini ke-”
“Gak usah pura-pura, bukannya lo dulu gak suka sama Samantha?”
Deg!
Andy sebenarnya tidak tahu harus berkomentar apa karena secara tidak langsung, ucapan yang sengaja diujarkan oleh Frans memang benar adanya. Tapi itu dulu, dulu ketika Andy memafaatkan Samantha agar ia bisa memberikan peringkat pertamanya itu kepada Andy. Perasaan bencinya terhadap Samantha sudah lenyap sejak lama. Andy bahkan berani bersumpah jika dirinya tidak lagi menyimpan rasa amarah pada Samantha.
Laki-laki itu perlahan menunduk kepalanya agar bisa berpikir dengan jernih.
“Jangan kaitkan masa lalu dengan sekarang,” Andy angkat bicara dengan penuh penekanan, tidak suka jika Frans hanya memberikan argumen sebatas penilaian masa lalunya.
“Lo tahu apa yang paling gue gak suka dari lo?”
Kini giliran Frans yang ikut bersuara setelah sempat tertawa dengan nada mengejek. Ia mengangkat dagunya dengan angkuh, memasukkan kedua tangannya pada saku sweater.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...