Part 29 - Bad or Good News?
•
Tha? : Freya
Lo hari ini dtng kn? : Freya
Ada yang mau gue omongin : Freya
(read)
“Aduh, malah pake read doang!” protes Freya dengan nada kesal. “Ini anak kenapa dah dari kemarin-kemarin?”
Hari ini, empat mata pelajaran awal di hari Jumat akan dialihkan dengan kegiatan sosialisasi seputar dunia perkuliahan. Seruan bahagia mulai terdengar dari kelas ke kelas, apalagi bagi mereka yang memiliki empat mata pelajaran hitung-hitungan di jam pertama. Senangnya bukan kepalang, seolah mereka baru saja memenangkan tiket lotre senilai puluhan juta rupiah.
Nah masalahnya, sudah terhitung seminggu penuh Samantha tidak datang ke sekolah, padahal seingat Freya, kondisi Andrian sudah jauh membaik. Alasan yang diberikan oleh Samantha pun terdengar tak masuk akal. Sekolah hanya menerima laporan jika Samantha meminta izin, itu saja, tidak lebih, tanpa adanya kejelasan lebih lanjut. Tidak ada yang tahu di mana dan apa yang terjadi dengan Samantha, bahkan dirinya sendiri. Ia sudah pernah beberapa kali mengunjungi rumahnya agar bisa bertemu dengan Samantha empat mata. Tapi bukannya bertemu dengan gadis itu, rumah Samantha selalu saja dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
Melihat hal ini, kepala Freya mulai merasa pusing tujuh keliling. Samantha menghilang tanpa memberi kabar yang pasti, dan tanpa sadar Freya mulai merasa khawatir dengan kondisi sahabatnya. Terlebih, bagaimana mungkin jika Samantha hanya membaca pesan-pesan yang ia berikan hari ini? Tanpa membalasnya? Serius?
Dan satu masalah lain yang juga ingin sekali Freya bahas bersama-sama, masalah ibunda Samantha yang selama ini menjadi tanda tanya besar, Freya kini memiliki jawabannya. Tentu saja, Freya ingin memberitahu masalah ini kepada Samantha dengan segera. Masalah yang bukan hanya sekedar antara anak dan ibu, tapi juga menyangkut kebahagiaan Samantha selanjutnya.
Tidak punya pilihan lain, Freya memilih untuk menelepon Samantha, berharap jika gadis itu bisa mengangkat teleponnya saat ini. Acara sosialisasi akan segera dimulai dalam hitungan menit. Guru-guru tampak sibuk mengumpulkan para murid untuk duduk di aula sembari menunggu tamu dari luar yang akan menjadi pembicara di kegiatan hari ini. Kepala sekolah beserta beberapa pengurus OSIS tengah menyiapkan banyak hal agar kegiatan hari ini bisa berjalan dengan lancar.
“Hallo?”
Freya mengelus dadanya lega. Akhirnya setelah sekian purnama, ia bisa mendengar suara Samantha dari seberang sana. Gadis itu terdengar sehat walafiat, Freya pikir Samantha sedang dalam masalah besar dan tidak memiliki waktu untuk membalas pesan-pesannya. Ciri-ciri manusia yang minta dicubit pankreasnya.
“Ya ampun Samantha, ada hobi baru ya lo ngilang gak ngasih tahu orang?” cerca Freya sedikit kesal. Samantha harus tahu betapa kerasnya usaha Freya untuk bisa mengabari gadis itu tentang ‘sesuatu’. “Lo gak tahu hari ini ada acara penting?” ujarnya sambil berbisik, padahal Freya ingin sekali berseru kencang saking gemasnya dengan tingkah Samantha hari ini. “Lo gak baca grup?”
“Acara?”
“Iya Samantha sayang. Masih ada waktu kok untuk ke sekolah,” sambung Freya hampir teriak. Untung saja ia bisa menahan diri dengan baik.
Sebenarnya, Freya sempat ragu untuk memberi kabar jika ia sudah mengetahui sosok di balik salah satu foto yang sempat mereka bicarakan beberapa waktu yang lalu. Kepala dan hati gadis itu tidak sejalan dari tadi. Yang satu menyuruhnya untuk memberitahu Samantha, yang satu lagi menyuruhnya untuk tetap bungkam sampai waktu yang tak bisa ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...