Last Goodbye - 48

39 3 0
                                    

Part 48 - Keputusan Lain

“Benar, semua berita itu benar adanya. Ayah sempat dipenjara karena pernah menabrak seseorang ketika Ayah mabuk 18 tahun lalu, tepat seminggu setelah kamu lahir di dunia ini.”

Samantha terkejut, tapi ia tidak sanggup untuk memberikan reaksi kagetnya kepada Andrian. Gadis itu sudah tahu jika inilah akhir yang akan Samantha dengar dari mulut Andrian meski jauh di lubuk hatinya, Samantha berharap jika berita itu tidak nyata. Semua beban pikiran yang berkutat di tempat yang sama telah berhasil menguras tenaganya. Kenyataan pahit terus bermunculan dari mulut ke mulut. Samantha berusaha membangun benteng kokoh agar sewaktu-waktu ia tidak hancur mendengar semua ini. Tapi rupanya, usaha gadis itu masih sia-sia.

Sementara Andrian yang duduk di samping Samantha hanya bisa menghembus napasnya dengan berat. Sejujurnya, ia sendiri tidak sanggup untuk melanjutkan kalimatnya sendiri kepada Samantha. Ia menatap malu di hadapan Samantha.

“Ibu dan Ayah saling mencintai satu sama yang lain,” terang Andrian selanjutunya. “Meski kami saling mencintai, keluarga Ibu tidak pernah merestui hubungan kami berdua. Katanya, Ayah hanya anak dari kalangan orang-orang miskin, tidak mungkin bisa memberikan Ibu kebahagiaan, tidak mungkin bisa menghidupi keluarga, dan satu perkataan terakhir yang membuat Ayah sakit hati dengan omongan mereka adalah, Ayah dibilang tidak layak untuk menikah karena Ayah tidak berpendidikan.”

“Suatu hari, Ayah dan Ibu benar-benar nekat menikah secara diam-diam dan memberitahu kepada semua orang ketika acara pernikahan telah selesai. Keluarga dari pihak Ibu marah besar dan bahkan tidak menganggap Ibu sebagai bagian dari keluarganya. Bisa dibilang, konsekuensi yang harus Ibu terima ketika menikah sama Ayah adalah, Ibu harus dibuang oleh keluarganya sendiri.”

Samantha tidak menyadari jika kedua bola mata Andrian telah memerah. Sepanjang kalimatnya, Andrian hanya sibuk menahan isakan dengan susah payah. Pandangan gadis itu hanya sibuk terpaku lurus ke depan. Samantha tidak mengharapkan apa-apa selain menerima penjelasan langsung dari sang ayah.

“Kami hidup dengan sederhana meski jauh dari orang tua. Ayah akan selalu mengusahakan agar bisa melihat Ibumu tersenyum setiap hari. Bahkan, kami rela jualan bersama agar bisa mencari makan sehari-hari,” ujarnya berat. “Sampai awal masalah mulai muncul, Ayah mulai memasuki dunia judi.”

Kali ini, dengan niat yang masih tersisa, Samantha mulai menatap Andrian yang menyimpan perasaan kecewa yang begitu dalam. Rupanya, masih ada sisi Andrian yang belum diketahui oleh Samantha sebelumnya.

“Judi memberikan hadiah instan di awal ketika Ayah memasuki dunia itu. Ayah selalu keluar malam-malam agar Miranda tidak curiga. Ayah pernah bertaruh banyak dan selalu berhasil mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat.” Andrian memperhatikan wajah Samantha sambil tersenyum pahit. Setetes air mata pria itu mulai mengalir. “Tapi semakin hari, Ayah semakin rakus. Meski Ayah tidak bisa membawa pulang hadiah, Ayah tetap bertaruh dengan orang-orang, sampai harus mengutang sana-sini, sampai Ibu kamu akhirnya tahu dari mana semua uang itu didapatkan.”

“Sejak saat itu, Ayah dan Ibu sering berantam hebat. Ayah juga baru menyadari jika Ibu telah hamil di hari Miranda mau memberi kejutan ke Ayah. Rumah tangga yang kami berdua bangun mulai hancur, Ayah mulai pulang dalam keadaan mabuk, Ayah mulai menyalahkan keputusan Ibu yang mau menikah dengan Ayah, Ayah...” ujar Andrian sambil menundukkan kepalanya. Ucapan pria itu bergetar. Terlalu sulit baginya untuk bisa bersikap jujur di hadapan Samantha. “Sikap Ayah berubah kepada Ibu kamu...”

“Suatu saat, ketika Ibu kamu ditemukan pingsan di jalan, orang-orang sibuk mencari-cari keberadaan Ayah karena Ibu dikabarkan pingsan dalam keadaan hamil besar. Ibu kamu yang berencana untuk pergi keluar membeli lauk harus menahan rasa sakit di perutnya. Di saat Ibu kamu sedang berjuang antara hidup dan mati, Ayah justru menghabiskan banyak uang untuk berjudi. Ayah juga mulai sering ke klub malam agar suasana hati Ayah bahagia.”

Last Goodbye [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang