Last Goodbye - 34

41 4 0
                                    

Part 34 - Pergi Jauh


___

MOHON TENANG! SEDANG DIADAKAN TES SELEKSI OLIMPIADE!

___

Samantha adalah orang kesembilan yang tiba di sekolah. Melihat kartu nama khusus anggota seleksi yang dikalungkan pada lehernya, satpam sekolah langsung mengarahkan Samantha untuk segera menuju ke ruangan kelas 10 IPS, tempat di mana seleksi olimpiade akan dilaksanakan. Melihat para adik tingkatnya yang sebagian sudah berkumpul di depan kelas, Samantha mulai meletakkan ransel miliknya dan duduk di sudut seorang diri.

Jadwal untuk pembelajaran di hari Sabtu ditiadakan. Sekolah kini hanya diisi oleh sejumlah murid yang memiliki kegiatan ekstrakurikuler dan juga para peserta yang akan mengikuti seleksi. Beberapa di antaranya tengah menunggu di depan ruangan sambil membawa buku-buku tebal kemana-mana. Menghapal, saling melempar pertanyaan, bahkan masih ada yang sempat-sempatnya mengerjakan kuis prediksi soal yang akan diujikan kepada mereka nanti. Termasuk Oskar yang terlihat sibuk menghapal sambil mengetuk pelan sepatu ketsnya itu.

Untuk yang kesekian kalinya, Oskar menghela napas dengan berat usai membaca halaman demi halaman dari buku catatan pribadinya. Semua materi yang sudah ia hapal setengah mati terasa sia-sia. Beberapa kali ia membolak-balikkan halaman yang sama agar ia tidak melupakan setiap detail materi yang ada di dalamnya. Akan tetapi, Oskar tidak bisa mengendalikan rasa paniknya di tempat ini. Laki-laki itu sempat menatap Samantha di seberang sana. Dari sekian banyaknya murid yang duduk berjejer di kursi depan kelas itu, hanya Samantha yang terlihat paling santai. Oskar rasa, Samantha telah menyiapkan diri dengan baik jauh melebihi usahanya.

“Ih, Bang Andy dah datang tuh!”

Beberapa pasang mata mulai menoleh ke sumber suara, sebelum siswi-siswi mulai mengatur posisi agar bisa caper ke kakak tingkatnya. Karena panggilan dari salah satu murid barusan, Samantha jadi ikutan penasaran dengan sosok Andy. Hari ini, pemuda itu tampak lebih fresh dari biasanya. Jarang-jarang nih si Andy datang dengan memberi senyuman kepada semua orang. Reaksi dari adik kelas? Waduh! Tanpa perlu dideskripsikan, kalian sudah pasti tahu bagaimana ending-nya.

“Gue musti keliatan ambis di depannya!”

“Eh, materi seleksi kita nanti tuh apasih sebenarnya?”

“Materi apa ya? Kalau gak salah sih materi cinta.”

“Asekk!”

Gombalan-gombalan receh yang dilontarkan kini terdengar memenuhi lorong kelas itu. Oskar menggeleng tak menanggapi dengan serius. Justru, ia mulai merasa terganggu dengan suara-suara bising dari para adik kelasnya. Maksudnya, astaga! Mengapa mereka bisa seheboh ini hanya dengan melihat Andy?

Berbeda dengan sisi Andy, laki-laki itu sempat menyapa Samantha sebelum ia memutuskan untuk duduk di sebelah gadis itu.

“Gimana persiapannya?” tanya Samantha.

“Lumayan,” ujar laki-laki itu menimpali. “Walau gue cuman menang sekali pas kuis bareng lo, gue tetap punya keyakinan gue bisa lolos,” seru Andy. Ia sempat menoleh kanan-kiri sebelum ia mendekatkan wajahnya pada Samantha. Tempat ini seolah dipenuhi dengan titisan Albert Einsten. “Tapi, pas gue lihat semua pada belajar, gue jadi minder.”

“Gue juga sih takut sebenarnya,” kata Samantha. “Yang penting kita udah ngelakuin yang terbaik.”

“Semangat untuk kita!” Andy mengepal jari-jemarinya untuk membentuk tangan semangat. Samantha hanya bisa mengangguk. Samantha juga merasa exicted dan gelisah di saat yang bersamaan.

Last Goodbye [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang