Part 27 - Untold Story #1
•
Dua tahun yang lalu
Di usianya yang baru menginjak 16 tahun, Samantha terpaksa untuk menggantikan posisi Andrian untuk memikul tanggung jawab sebagai pencari nafkah, salah satunya dengan bekerja di salah satu restoran pinggir laut yang akan memakan waktu lama untuk menempuh ke sana. Ia harus bisa merombak jadwal kegiatan awalnya dengan baik. Setelah pulang dari sekolah, Samantha akan langsung menuju ke sini untuk bekerja sebagai pengantar makanan di rumah makan ini. Dan ketika jam kerjanya telah usai, ia akan menyempatkan sedikit waktunya untuk menjenguk Andrian di rumah sakit.
Samantha adalah pegawai amatir yang baru bekerja di tempat itu selama dua bulan, pegawai termuda dan yang sering membuat para senior yang ada di sana merasa iri. Mereka merasa jika gaji yang mereka terima seharusnya tidak boleh setara dengan gadis itu mengingat Samantha yang hanya bekerja paruh waktu di sana. Beberapa dari mereka sudah pernah mengajukan komplen ke atasan, tapi hasilnya nihil. Alasannya klasik, atasan mereka kasihan dengan nasib yang menimpa keluarga Samantha, membuat hatinya ikut tergerak untuk membantu memaklumi keadaan dan meminta pengertiannya kepada yang lain.
Karena itulah, kakak-kakak senior yang sudah lebih berpengalaman bekerja di sana mulai memikirkan rencana jahat agar bisa mengusir Samantha. Sebagai yang termuda, Samantha tentu tidak bisa menolak ketika para pekerja yang ada di sana menyuruhnya untuk bekerja lebih ekstra. Sampai-sampai, Samantha sering kali kewalahan untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya bisa dikerjakan oleh lebih dari satu orang. Ia bahkan dimintai untuk lembur sampai larut malam, membersihkan piring-piring kotor itu sendirian, sampai memintanya untuk mengunci semua pintu setelah selesai bekerja.
Samantha bekerja hanya untuk mencari nafkah. Tapi entah mengapa, kehadirannya justru membuat mereka semua merasa tidak nyaman.
BRAK!!!
Suatu ketika, entah karena nasib Samantha yang sedang buruk atau bagaimana, Samantha yang sudah sangat kelelahan pada saat itu tidak sengaja menjatuhkan salah satu makanan berkuah di atas pakaian pelanggan, membuat pria tua dengan setelan rapi itu melotot sempurna sambil mengumpat beberapa kata kasar.
“Maaf, mohon maaf, Pak. S-saya tidak sengaja,” Samantha terkejut bukan main, ia langsung membungkukkan badannya berkali-kali di hadapan pria itu. Jujur saja, Samantha yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menahan isakannya di depan banyak orang. Ia, ketakutan setengah mati berdiri sendiri ketika sadar tidak ada seorang pun yang mau membelanya.
PRANG!
Pria gembul dengan emosi yang sudah meluap-luap itu kemudian menghantam piring yang ada di atas mejanya hingga menimbulkan suara pecahan yang nyaring. Kejadian sepersekian detik tadi berhasil menjadikannya sebagai pusat perhatian bagi orang-orang yang duduk di sekitar meja tersebut. Ia kemudian berdiri dan memaki kinerja Samantha yang dianggap tidak becus, di depan banyak orang dengan suara yang begitu lantang.
“Saya membayar mahal di sini bukan untuk mendapat pelayanan seperti ini ya!” suara mengerikan itu langsung membuat seluruh tubuh Samantha semakin bergetar. Ia memainkan jari-jemarinya di belakang punggung, hendak meneteskan air matanya saat itu juga. “Panggil bosmu di sini! Sekarang!”
“Astaga,” Seorang pria berkaca mata dan merupakan pemilik dari restoran ini kemudian menghampiri meja itu dan ikut membungkukkan badannya. “Maaf, Pak. Saya ingin meminta maaf atas kesalahan pegawai saya. Untuk makanan yang Bapak pesan akan saya tukar dan Bapak tidak perlu untuk membayar-”
“Tidak perlu! Kapok saya makan di tempat ini,” merasa ogah dengan pelayanan di tempat makan ini, rombongan pria yang berada di meja bundar itu mulai meninggalkan tempat tersebut dengan wajah yang masam. Beberapa makian masih sempat terdengar di telinga Samantha bahkan setelah mereka berjalan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...