Part 15 - Ingin Tahu
•
“Samantha?”
Moses adalah orang pertama yang membuka balon percakapan setelah keheningan yang menyelimuti ruangan itu selama beberapa detik, membuat Samantha sempat memandanginya sekilas sebelum akhirnya membuang wajah tidak suka. Kenzo dan Frans yang berada di samping ranjang Andy hanya bisa saling melempar pandang, seolah mereka juga bingung bagaimana bisa Samantha mengetahui keberadaan Andy di sini. Mereka sempat mencurigai Samantha sebagai seorang penguntit karena secara logika, Andy saja tidak pernah menyukai perempuan yang ada di hadapan mereka.
“Kok lo bisa tahu Andy-” ucapan Frans berhenti ketika gadis itu akhirnya menjelaskan tujuan keberadaannya di sini. Samantha tidak ingin menyita waktu Andy terlalu lama. Frans hanya bisa tertawa sinis setelah melihat tingkah Samantha yang sudah berani memotong ucapannya barusan.
“Ada yang ingin gue sampaikan ke Andy-” ujar Samantha sambil menghela napasnya berat sebelum ia kembali melanjutkan kalimat selanjutnya. “-berdua.”
“Lo gak tahu kalau-”
“Kalian-” sebelum pertengkaran akan semakin menjadi, Andy ikut buka suara sembari menatap kedua orang itu secara bergantian. “-bisa keluar sebentar?” sela Andy dengan cepat.
Ketiga temannya sempat berpaling, seolah ingin memastikan jika mereka memang tidak salah mendengar. Ucapan yang kelewat santai itu tentu saja membuat tanda tanya besar di kepala mereka. Apakah keduanya terlibat hubungan spesial sehingga Andy perlahan bersikap lunak pada Samantha?
Frans mendengus napasnya berat, lalu mengajak kedua temannya yang lain untuk keluar. Mereka segera meninggalkan Andy dan Samantha dari sini sesuai dengan keinginan pemuda itu.
Kini, tersisa mereka berdua yang berada di dalam ruangan yang dinginnya luar biasa. Tanpa banyak basa-basi, Samantha segera meletakkan tote bag di samping kursi dan mengeluarkan satu per satu buku yang ada di dalamnya, berusaha menjelaskan secara ringkas maksud kedatangannya kepada Andy.
“Untuk 50 soal yang lo minta, gue udah siapin semuanya beserta kunci jawaban. Ada beberapa soal yang gue buat dari internet, jaga-jaga aja karena beberapa guru sering memberikan soal di luar dugaan,” jelasnya dengan lincah. “Kemudian, seandainya lo udah boleh pulang, Senin akan diadakan ulangan biologi bab 1 sampai 2, batasnya sampai materi enzim halaman awal saja. Soal dan jawaban-” Samantha lalu mengeluarkan salah satu kertas yang terselip di halaman itu. “-lo cukup belajar dari sini.”
Andy hanya mengangguk kecil, tak memberi respons lebih dari penjelasan Samantha. Sepertinya gadis itu juga tampak buru-buru, atau yang paling mungkin, Samantha takut jika ia tidak bisa menyerahkan semua ini tepat waktu sesuai dengan kesepakatan mereka berdua. Andy dapat melihat tangan Samantha yang langsung mengganti buku dengan secepat kilat.
“Semua tugas-tugas lo juga sudah gue selesaikan tapi belum gue kumpul karena takutnya guru-guru malah curiga.” Gila, bahkan Samantha telah menyelesaikan semua tugas di minggu ini. Apa Samantha memang seambis ini? “Lo tenang aja, sebagian jawabannya beda dengan punya gue, jadi gak mungkin ketahuan. Tulisan tangannya juga udah gue ubah seperti yang kita janjikan dulu.”
Selesai dengan ocehannya, Samantha kemudian meletakkan buku terakhir ke dalam tote bag tersebut. Karena Andy juga tidak banyak memberi reaksi, jadi Samantha anggap Andy sudah memahami semua penjelasannya. Begitu selesai memasukkan tote bag tersebut ke dalam salah satu lemari, ia kemudian menoleh canggung ke arah Andy, sempat memperhatikan beberapa luka di kepala Andy yang sudah membaik.
“Hanya itu yang mau gue omongin,” ujarnya sebelum gadis itu menghela napas dengan berat. Karena urusannya sudah selesai, Samantha segera beranjak untuk pergi ruangan tersebut dan membiarkan Andy beristirahat. Dirinya tidak memiliki alasan lain untuk berlama-lama di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...