Last Goodbye - 51

72 4 0
                                    

Part 51 - Once Upon A Time

4 bulan kemudian...

Ujian untuk kelulusan kelas 12 telah berakhir. Setelah semua hasil kerja keras yang telah dikerahkan oleh setiap anak didik, kini garis finish sudah berada di depan mata karena hari ini, perpisahan untuk murid kelas 12 akan dimulai sebentar lagi.

Garuda Trimana Bangsa menggelar acara pelepasan di dalam gedung sekolah. Aula telah disulap menjadi panggung yang mewah. Pakaian ala wisuda resmi dari sekolah telah dikenakan dengan rapi. Orang tua dari setiap anak didik juga turut hadir untuk menemani anak-anak mereka yang telah mengakhiri jenjang sekolahnya. Beberapa pasang kamera telah bersiap-siap untuk menangkap momen-momen berkesan yang akan terjadi di sepanjang acara.

Andy duduk di belakang panggung sekolah sembari meminum air mineralnya. Laki-laki itu sedang mengunyah permen karetnya sambil membaca-baca kertas pidato yang akan ia bacakan nanti. Beberapa orang yang ada di sana terus memberikan ucapan selamat kepada Andy karena pemuda itu berhasil meraih juara pertama untuk 3 tahun berturut-turut, sekaligus peraih nilai tertinggi untuk semua mata pelajaran yang telah diujikan. Poster-poster yang memuat foto Andy sudah terbentang luas di luar gedung. Andy adalah anak kebanggaan Garuda Trimana Bangsa.

“Sebentar lagi acara akan dimulai,” ujar salah satu panitia acara. “Andy? Silakan bersiap-siap di belakang panggung.”

Pemuda itu mengangguk dua tiga kali. Ia akhirnya beranjak dari tempat duduknya dan memakai topi wisuda yang sedari tadi berada di tangannya. Bisik-bisik dari para hadirin mulai terdengar dari balik tirai. Dari ujung sana, Andy bisa melihat sosok tubuh tegap Pak Indro yang sedang memberikan sambutan hangat kepada orang-orang.

“Baiklah, tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita mulai acara pelepasan untuk siswa-siswi sekolah Garuda Trimana Bangsa. Setelah ini, akan ada siswa berprestasi yang maju memberikan pidato sambutan. Ada yang penasaran siapa orangnya?”

“Iya!” jawab para hadirin dengan serempak. Semua orang yang mengisi penuh bangku penonton terlihat antusias dengan acara yang akan dimulai sebentar lagi.

Pak Indro kemudian terkekeh pelan. Pria dengan setelan rapi dan dasi merah itu memperhatikan dari ujung kanan sampai ujung kiri. Ia tidak menyangka jika waktu akan berjalan begitu cepat hingga pada akhirnya, beliau harus mengucapkan perpisahan dengan anak muridnya.

“Kalau begitu-,” ujarnya melalui mikrofon. “-berikan tepuk tangan yang meriah kepada si juara pertama selama tiga tahun berturut-turut, Andy Neandro Sebastian!”

Suara tepukan tangan yang meriah terdengar memenuhi seisi aula. Lampu sorot kini memberikan Andy spotlight kemana pun ia pergi. Ia melangkah maju ke atas panggung, berjalan menuju podium megah tempat ia akan membacakan pidatonya. Senyuman yang cerah tercetak begitu jelas di setiap masing-masing wajah yang bisa Andy temui, termasuk Rudy dan Shenna yang duduk di barisan paling depan untuk menyaksikan pidato penyambutannya hari ini. Pasangan suami istri itu tampak luar biasa.

Suara tepukan tangan telah berakhir, menanti sepatah dua kata yang akan diucapkan oleh Andy. Tapi anehnya, Andy masih tidak bersuara meski sudah berdiam diri selama beberapa saat. Hal itu jelas membuat beberapa orang kini bertanya-tanya apa yang sebenarnya Andy lakukan di atas sana. Pak Indro yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres kemudian berdiri sambil memanggil nama pemuda itu berkali-kali.

“Andy?” panggilnya, sembari berdiskusi dengan beberapa guru yang ada di samping kanan-kirinya. “Ada apa? Kamu tidak sehat?”

Pemuda itu menundukkan kepalanya, tak memiliki keberanian untuk menatap para hadirin yang sedang menanti-nanti pidatonya hari ini. Bahkan Shenna dan Rudy mulai beranjak dari tempat duduknya agar bisa melihat wajah Andy lebih jelas, memastikan jika Andy memang dalam kondisi fit.

Last Goodbye [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang