Part 22 - Festival Pasar Malam
•
Hari ini, rumah kediaman keluarga Andy tampak jauh lebih sepi dari biasanya. Bahkan sebelum masuk ke dalam pun, hanya Maudy satu-satunya orang yang menyambut kedatangannya di depan rumah. Maudy sempat menjelaskan jika dua orang yang bekerja sebagai tukang kebun di rumahnya sedang mengambil cuti karena ada urusan mendadak, kedua orang tuanya sedang menghadiri suatu acara pernikahan dan kabarnya akan berlangsung sampai larut malam, sementara keberadaan Andy masih menjadi tanda tanya sebab sampai detik ini, Samantha masih belum menemukan sosok laki-laki itu di mana-mana.
“Maudy, kamu gak takut ditinggal sendirian gitu aja di dalam rumah?” ujar Samantha yang tiba-tiba saja kepikiran dengan pertanyaan itu, membuat si gadis yang sibuk menulis latihan di bukunya mulai menggeleng cepat.
“Udah biasa sih. Kadang-kadang, Papa dan Mama suka ninggalin kami berdua termasuk Bang Andy di rumah. Jadi, bukan hal yang baru lagi,” jawabnya dengan santai. “Lagian, Aku udah kelas enam, Kak. Buat apa takut coba? Kalau ada apa-apa, tinggal lapor satpam perumahan.”
“He he, benar juga. Mana tahu kita bisa ke-”
Samantha terdiam, tidak berniat untuk melanjutkan kalimatnya yang sempat tertunda. Ngomong-ngomong, Samantha sempat melihat ada sesuatu yang berbeda dari taman yang sempat ia kunjungi beberapa waktu yang lalu. Spanduk besar yang menjulang tinggi di gerbang utama, beberapa penjual balon yang sudah standby di kanan-kiri, bahkan Samantha juga sempat melihat badut-badut yang berdiri untuk menyambut para tamu yang terus berdatangan.
“Eh, Maudy,” panggil Samantha sekali lagi sebelum anak itu berdeham pelan. “Taman yang ada di deket sini lagi ada acara ya?”
Maudy kemudian mengangguk kepalanya dua kali. “Benar Kak, hari ini-” sadar jika ada sesuatu yang terdengar tidak asing, Maudy langsung menghentikan aktivitasnya sejenak. “-tunggu, tunggu. Astaga! Hari ini ‘kan ada festival pasar malam!”
“Festival apaan? Pasar malam?”
“Itu lho, festivalnya cuman diadakan setahun sekali, Kak. Biasanya akan ada banyak event gitu. Nyesel deh kalau Kakak gak pergi,” Maudy menunjukkan wajah cemberutnya ketika sadar ia tidak bisa ke mana-mana hari ini. “Sedih banget, kita gak bisa ke sana. Padahal bakal ada banyak acara, banyak wahana, banyak makanan enak.”
Ya, kecuali jika mereka nekat untuk mengendap pergi ke sana. Toh, Rudy dan Shenna aja tidak ada di rumah, jadi siapa yang akan melarang mereka berdua?
“Benar!” dan entah siapa yang baru saja memberikan ide gila itu, Maudy langsung menjentikkan tangannya dengan semangat yang membara. “Kita bisa pergi Kak.”
“Maudy, enggak bisa,” Samantha segera menolak, ia langsung tahu apa yang ada di dalam isi kepala Maudy saat ini. “Kamu lupa? Mama kamu tadi aja sempat nge-chat, katanya, hari ini kamu jangan keluar kalau-”
“Gak ada yang tahu, Kak. Ih, gak seru deh Kak Thatha.”
“Tapi-” Samantha kemudian menghela napasnya berat. “-kamu tahu sendiri ‘kan kalau misalnya mereka tahu bakal gimana? Kamu lho yang bakal kena nantinya, bukan Kakak.”
Maudy menunduk. Gadis itu kemudian duduk dengan raut wajah sedih dan kembali melanjutkan tugas-tugasnya tanpa ada rasa semangat. Memang benar, Samantha hanya diperintahkan untuk ikut menjaga Maudy agar ia tidak berkeliaran malam ini.
“Padahal, Aku juga pengen ke sana. Udah lamaaa banget Papa larang aku ke pasar malam itu,” sesekali Maudy menggerutu dengan sengaja agar Samantha mau merubah keputusannya tadi dan sepertinya, rencana gadis itu berhasil. Samantha mulai menunjukkan perubahan dari raut wajahnya. “Padahal, gak ada salahnya ‘kan kalau cuman mampir sebentar, nengok-nengok? Kapan lah bisa ke sana lagi?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye [TAMAT]
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP, NO PRIVATE-PRIVATE!!] • [15+] Sebagai salah satu anak dari korban broken home, Samantha tidak keberatan jika ia harus menjalani kehidupan dengan berbagai rintangan yang terus mengujinya. Apapun itu akan Samantha lewati, asalkan...