" Abileneee!!! ABILENEEEE!!! " teriak Essam histeris melihat sang adik yang sudah terbujur kaku di dalam peti.
Essam menangis sejadi-jadinya, karena ia sudah cukup lama tidak melihat adiknya itu. Dan saat bertemu kembali namun sudah berada dalam dunia yang berbeda.
" Abileneee.. kenapa?! Kenapa seperti iniiii !! "
Raja Naveen pun mencoba menenangkan Essam dengan memeluknya.
" ayah, Kenapa Abilene seperti ini " lirih Essam putus asa kepada sang ayah.
Sang ayah yang sudah tidak sanggup lagi menutupi semuanya dari Essam, akhirnya menceritakan bahwa sebelum Abilene bunuh diri, Abilene sempat beradu pendapat dengan Hali.
Mendengar perkataan sang ayah, emosi Essam meluap-luap.
" Hali sialan! Jadi dialah pembunuh Abilene?! Aku harus segera menghabisinya! " ucap Essam.
" Nak, bisakah kita semayamkan Abilene terlebih dahulu? Kubur dulu semua perasaan mu dan antarlah adik mu ke tempat peristirahatannya yang terakhir " kata Raja Naveen menenangkan Essam.
Mendengar perkataan Raja Naveen, Essam pun mengurungkan niatnya dan mengutamakan prosesi penguburan Abilene.
" apa kita sudah menyiapkan kuburannya? " tanya Essam kepada ayahnya.
" Abilene akan di kubur di Naefim " sahut Raja Naveen.
" apa?! Bagaimana bisa ayah membiarkan Abilene di kubur disana?! Ayah sudah tidak bisa berpikir jernih, ya?! " ucap Essam protes.
" biar bagaimana pun status Abilene adalah permaisuri Naefim, jika ia tidak di kuburkan disana, itu hanya akan memperburuk nama adik mu " jawab Raja Naveen dengan tenang.
Essam yang tidak dapat berbuat banyak hanya bisa mengikuti keputusan sang ayah demi adik tercintanya.
Tibalah saat mereka akan membawa mayat Abilene ke Naefim. Sepanjang perjalanan ke Naefim, Essam melihat begitu banyak rakyat Yuhion yang berdiri di sepanjang jalan dengan lilin yang menyala di tangan mereka juga dengan air mata yang nampak di setiap mata mereka.
" Abilene, andai kau tahu, rakyat Yuhion sangat mencintai mu. " gumam Essam sambil mengelus peti Abilene.
Saat tiba di Naefim, mereka di sambut oleh para rakyat dan juga pasukan Naefim, yang mana mereka semua juga ikut berkabung dan ikut menyalakan lilin. Nampak lah Hali, sang Raja yang nampak murung saat itu. Mengenakan jubah hitam panjang sampai menyentuh ke tanah, wajahnya tertunduk.
" Hali.. " ucap Raja Naveen yang masih saja begitu lembut padanya.
" Maha Dewi, Cahaya Rembulan antara Mentari. Turun dalam celah dalam menembus hela nafas yang tak kunjung bersemayam. Bawalah jiwa kami, jauh kedalam alam semesta, dan memanggil seperti alunan angin. Maha Dewi, Maha Calleionus, Berikanlah jiwa kami ketenangan. Agar kami dapat merasuki akhir kehidupan dan dapat bertemu kembali di penghujung akhirat. Amin "
Iringan doa menghantar peti Abilene tertutup dengan tanah, banyak sekali pasang mata yang menangis karena kehilangan sosoknya.
Setelah selesai prosesi pemakaman, Raja Hali, Raja Naveen, Pangeran Essam beserta para penasihat kerajaan masing-masing, berkumpul di ruang pertemuan. Untuk membahas kelangsungan antar kerjasama kedua negara itu.
Bukannya tidak menghargai hari kematian putrinya, namun Raja Naveen mulai goyah akan keyakinannya dengan Hali selepas insiden ini. Maka dari itu, Raja Naveen ingin dengan segera meluruskan masalah.
" Hali, apa ada yang mau kau sampaikan? Kabar soal putri ku yang bunuh diri mulai tersebar luas dan memunculkan berbagai teori, terlebih lagi itu tepat bersamaan dengan munculnya Evilione di Negri ku. " kata Raja Naveen membuka pembicaraan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evilione
FantasyEvilione, seorang buronan penyihir yang menyebabkan banyak pembunuhan di sebuah kota besar, di bagian paling selatan di Naefim. Naefim sendiri di pimpin oleh seorang raja yang paling di takuti pada masanya, raja ini sangat ingin menangkap sang penyi...