" haaa.. cukup melelahkan " kata Pherae yang baru saja berbaring selepas pertemuan dengan negara luar untuk membahas kerja sama.
" saat lelah seperti ini, bukan kah sangat enak jika meminum darah segar? Hazellll... bawakan aku segelas darah segar " perintah Pherae kepada Hazel.
Pherae berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya, kemudian memejamkan matanya sebentar.
" Evil.. kau baik-baik saja? " gumamnya melantur yang tiba-tiba memikirkan Evilione.
Bulan malam itu, tampak sangat indah menerangi langit, begitu juga dengan para bintang yang menemani sang bulan.
Pherae pun membuka jendelanya, dan menatap negri yang ia pimpin itu, Leibethra.
" andaikan, andaikan mereka tidak memperlakukan ayah dan ibu ku seperti penjahat, aku juga tidak akan melukai mereka " ucap Pherae lagi pada dirinya sendiri.
" Yang Mulia.. " panggil Hazel sambil membawakan segelas darah segar yang ia minta.
" Hazel, apa kau tidak ingin kembali ke dunia manusia? " tanya Pherae tiba-tiba kepada Hazel.
" tidak, Yang Mulia. Saya sangat menyukai kehidupan saya yang sekarang " jawab Hazel datar.
" apa kau tidak merindukan adik mu? Setahu ku, dulu dia sangat menyayangi mu dan sangat kehilangan diri mu " ucap Pherae lagi.
" dia.. akan baik-baik saja tanpa diri ku " sahut Hazel.
" bersama dengan ku, hidup mu akan selalu dalam bahaya dan kesulitan. Kau tahu kan siapa musuh ku? Kau bisa mati kapan saja, namun jika kau kembali pada tempat mu yang seharusnya kau bisa hidup dengan tenang bahkan bisa kembali bersama dengan adik mu " tambah Pherae lagi.
" aku sudah tidak mempunyai siapapun, kecuali Yang Mulia. Dan seperti di awal saya sudah bilang kalau saya akan mengabdikan hidup saya kali ini untuk Yang Mulia " jawab Hazel.
***
" Jendral, anda mau kemana? " tanya Griyon khawatir
" menyusul Yang Mulia " jawab Derix singkat dan langsung keluar dari kamar.
" Jendralll, luka anda belum sembuh, anda tidak bisa bergerak sembarangan." Seru Griyon sambil berlari mengejar Derix.
" Jendral, anda harus kembali beristirahat sampai luka anda sembuh! " teriaknya lagi memaksa.
" kau! Apa kau tidak cukup sudah membohongi ku, kalau kebisingan tadi hanya sebatas latihan perang ha?! Apa kau mencoba menghalangi ku untuk bertemu Yang Mulia?! " bentak Derix kepada Griyon.
" tidak.. saya tidak bermaksud untuk..
" berhenti ikut campur urusan ku! Karena itu bukanlah urusan mu! " bentak Derix lagi sampai membuat Griyon terdiam.
" apa kuda ku sudah siap? " tanya Derix pada bawahannya.
" sudah Jendral " jawabnya.
Derix pun pergi meninggalkan Griyon yang masih terkejut karena bentakkan dari Derix.
" Jendral.. saya hanya tidak ingin Jendral kenapa-kenapa " ucap Griyon pelan sambil menahan tangisnya, mengiringi langkah Derix keluar dari istana dengan pasukannya.
Griyon pun hendak kembali ke ruangannya untuk meneruskan pekerjannya. Betapa kagetnya ia melihat Abilene sudah ada di belakangnya.
" astagaa! Permaisuriii, anda dari mana saja??? " ucap Griyon kepada Abilene
" Permaisuri, anda baik-baik saja bukan? " tanya Griyon lagi yang melihat ada sedikit yang aneh dari Abilene.
" kemarilah, kita keruangan ku. Jika anda kurang enak badan, saya akan..

KAMU SEDANG MEMBACA
Evilione
FantasiEvilione, seorang buronan penyihir yang menyebabkan banyak pembunuhan di sebuah kota besar, di bagian paling selatan di Naefim. Naefim sendiri di pimpin oleh seorang raja yang paling di takuti pada masanya, raja ini sangat ingin menangkap sang penyi...