Hutan Geihama

163 32 2
                                    

" Corvus, apa kita sangat perlu untuk singgah?? " tanya Evilione kepada Corvus yang berjalan terlalu jauh di depannya.

" ah, iya. Sebentar saja. Aku mohon, aku ingin melihatnya sekali lagi " jawab Corvus.

" anak ini, dia sangat merepotkan " kata Evil dalam hatinya.

Corvus membawa Evilione untuk melenceng sejenak dari jalan mereka, menuju Hutan Geihama. Hutan yang begitu asri dan terjaga dari dulu hingga sekarang. Hutan ini masih berada di wilayah paling pinggir dari perbatasan Gion, di Leibethra. Namun, hutan Geihama bukan milik siapapun di dunia ini. Ini, hanyalah ciptaan 'sang pencipta' untuk mempercantik bumi saja.

Ada 1, 2 mungkin 5 rumah yang terlihat. Bukan sebuah pemukiman, mungkin itu sebuah tempat singgah yang kemudian di jadikan untuk tempat tinggal.

" sebenarnya, apa yang ingin dia lakukan di tempat ini??? " gumam Evil lagi dalam hatinya.

Corvus nampak mempercepat langkahnya, lalu ia berhenti di sebuah rumah di paling ujung. Corvus sempat berdiri sejenak sebelum tangannya bergerak untuk mengetuk pintu yang sudah terlihat rapuh itu.

Beberapa saat setelah Corvus mengetuknya, keluarlah seorang nenek yang sudah tua dan sudah sedikit membungkuk, membuka pintunya pelan.

" ha.. hai "

Ucapan pertama dari mulut Corvus yang keluar untuk menyapa nenek itu.

Nenek itu seperti nampak bingung, karena ia juga sudah sulit untuk mengingat dan pandangan mata yang sudah kabur. Di pandanginyalah Corvus untuk beberapa menit. Sebelum akhirnya sang nenek, meneteskan airmata nya.

" kau, terlihat sangat mirip dengan cucu ku, tapi.. terakhir kali aku melihatnya, dia masih begitu kecil " kata si nenek dengan suara yang gemetar.

Corvus tersungkur ke tanah, dan menangis sejadi-jadinya.

Saat itulah, pertama kali Evilione merasakan perasaan yang begitu emosional terhadap manusia. Entah kenapa, saat melihatnya , Hati Evilione begitu sakit dan sesak. Seakan-akan Evilione dapat merasakan betapa perihnya di setiap tarikan nafas Corvus saat menangis.

" kenapa kau menangis, nak? Bangun. " ujar si nenek yang berusaha membangunkan Corvus yang masih tersungkur itu.

Corvus menarik nafasnya dalam-dalam dan mengusap air matanya.

" nek, apa kabar? " tanya lagi.

***

Jauh sebelum Corvus menjadi budak bajak laut. Kehidupannya adalah seperti anak kecil pada umumnya. Ia tinggal bersama neneknya, dan hanya berdua. Sejak kecil, Corvus tidak pernah melihat orang tuanya.

Corvus dan sang nenek hidup dalam keadaan yang terbatas, dimana setiap harinya mereka hanya dapat memakan tumbuh-tumbuhan yang dipetik dari hutan itu.

Melihat kondisi tubuh neneknya yang semakin kekurangan gizi, Corvus kecil pergi ke kota. Namun bukan untuk mencari pekerjaan, melainkan untuk mencuri beberapa roti, daging dan susu untuk di bawanya pulang dan di berikan kepada si nenek.

" nek! Aku sudah mendapatkan pekerjaan di kota. Aku akan membawakan makanan enak ini untuk nenek setiap hari " ucap Corvus kecil yang berbohong saat itu.

Corvus melakukan itu dengan cukup lama. Semakin lama, Corvus mencuri semakin banyak. Bukan hanya makanan dan minuman, Corvus juga mengambil beberapa baju dan setelan pakaian lainnya, agar ia dan sang nenek bisa berganti pakaian setiap hari.

Sampai tiba dimana, Corvus kedapatan sedang mencuri sebuah tas di pasar. Corvus pun melarikan diri dan menjadi buron saat itu.

Saat mengetahui bahwa keberadaannya tak lagi aman untuk tinggal disana, Corvus memutuskan untuk pergi dari rumah dan meninggalkan beberapa barang hasil curiannya selama ini yang bisa di tukar dengan koin emas.

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang