sebuah Pernyataan

204 37 6
                                    

Evil hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun.

" jika di lihat dari dekat, mata mu tidak berwarna merah, melainkan coklat. Apa mata ini bisa berubah warna? " tanya Hali

" ya.. haha, begitulah. Jika aku merasakan emosi yang meluap-luap dari dalam tubuh ku, maka mata ku akan berubah warna. Apa.. itu sedikit aneh untuk mu? " tanya Evil

" cantik " kata Hali

" apa? " tanya Evil

" cantik, kedua mata mu sangat cantik. Aku menyukainya " ucap Hali lagi yang membuat Evil kehabisan kata-kata untuk berbicara.

Hali yang memandangi Evil, perlahan semakin mendekat dan lebih mendekat lagi.

" ini jantung ku, atau jantungnya? " gumam Evil dalam hati saat merasakan jantung yang berdegup dengan kencang

Tatapannya yang lembut dan sangat dalam, sedalam lautan. Membuat Evil tidak bisa bergerak sama sekali.

Nafasnya dapat di rasakan oleh Evil, dan juga tangannya yang merangkul pinggang Evil cukup kuat.

" Evil apa kita benar-benar di takdirkan? Aku merasa.. aku merasa sudah sangat dekat dengan mu begitu lama " bisik Hali di telinga Evil

Hai, para manusia..

Memangnya kalian merasakan seperti ini juga?

Agak sedikit geli..

Hali merasakan sesuatu yang begitu menggebu-gebu, sehingga ia tidak kuat untuk menahannya lagi.

Hali kembali mencium Evil, kali ini Hali begitu hati-hati dan melakukannya dengan sangat lembut.

" haruskah aku menghilang?! Haruskah aku mendorongnya agar dia kembali ke bumi?! " gumam Evil dalam hatinya.

" tapi.. aku tidak pernah merasakan sesuatu yang seperti ini " tambahnya lagi

Setelah cukup lama mencium bibir Evil, Hali pun perlahan melepaskan ciumannya lalu mengusap bibir mungil Evilione sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah cukup lama mencium bibir Evil, Hali pun perlahan melepaskan ciumannya lalu mengusap bibir mungil Evilione sambil tersenyum

" kau ini, benar-benar membuat ku gila " kata Hali.

Mereka pun kembali berjalan, menikmati suasana malam di Pigeon. Dan entah sejak kapan, Hali tidak melepaskan tangan Evil sama sekali, ia terus mengenggamnya begitu kuat.

" Evil, aku turut berbela sungkawa atas kematian manusia kesayangan mu " ucap Hali tiba-tiba yang membahas soal Corvus

" ah, iya.. terimakasih. Aku baik-baik saja " sahut Evil pelan

" kau tidak mungkin baik-baik saja, kau kan sudah bersama dengannya cukup lama. Pasti kau sangat kehilangannya bukan? Tidak apa-apa jika sesekali kau jujur dengan perasaan mu " ucap Hali lagi

" apa penyihir seperti ku, boleh mengutarakannya dengan bebas? Aku rasa,. Aku tidak punya hak untuk meminta hal seperti itu kepada Dewa " jawab Evil

" aku sudah di takdirkan untuk menjadi penjahat di bumi ini, aku rasa, aku tidak memiliki hak apapun selain terus membunuh dan membunuh lebih banyak manusia. " tambahnya lagi

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang