Hawa Iblis

150 33 8
                                    

" untung saja Raja tepat waktu untuk memberi tahukannya padaku " gumam Tzietel dalam hatinya saat Evil mengikuti perkataannya dan sedang menuju makam Abilene.

" kau jangan terlalu senang " celetuk Corvus dengan tatapannya yang menyeramkan.

" cih, aku lupa kalau masih ada buntutnya. " gumamnya lagi dalam hatinya.

" jika ternyata kau hanya mengelabui Evil, aku akan menarik keluar jantung mu dengan paksa. Kau paham? " tambah Corvus lagi

" peduli sekali dengan penyihir sialan itu " sahut Tzietel dalam hatinya.

" kita ini kan sesama manusia, kenapa kau begitu dingin kepadaku? Kembalilah ke dunia mu yang sebenarnya, kalau kau mau , kami para Homer akan senang hati menerima mu" ujar Tzietel yang mencoba menghasut Corvus

" apa.. aku tidak salah dengar?" Sahut Corvus

" berani-beraninya kau menyamai diri mu dengan ku. Haaa.. sepertinya kau harus banyak belajar "

Sssraakkk! Corvus menyayat sedikit tangan Tzietel yang terikat itu

" aaarrrghhhh!! " teriak Tzietel kesakitan.

" jika kau berkata satu kata lagi, maka ujung pedang ini akan tepat menancam ke kepala mu " bisik Corvus.

" HAA..HAHAHAHAH YA! KAU HARUS TAHU, BAHWA MAJIKAN MU SEBENTAR LAGI JUGA AKAN MATI! LALU KAU, KAU AKAN MENJADI ANJING YANG TERLANTAR. " balas Tzietel yang menghina Corvus.

" aku tidak punya waktu untuk meladeni mu, jadi diamlah dan tahu apa yang seharusnya kau lakukan sebagai tawanan " jawab Corvus yang lalu memasukkan pedangnya ke dalam sarungnya.

***

" Yang Mulia, sudah terlihat banyak rakyat Naefim yang mulai menulis sebuah paragraf yang menyuarakan atas keraguan mereka dengan Raja Naefim, dan di pajang di papan kayu di pusat kota. Hal ini juga di ikuti beberapa orang yang mulai menyatakan bahwa dirinya adalah anti kerajaan. " jelas Hazel kepada Pherae yang sedang meminum segelas anggur.

" haaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" haaa... segarnya, aku sangat menyukai rasa pada minuman ini. Tidak manis tapi juga tidak pahit, namun sangat memuaskan. " gumam Pherae pada dirinya sendiri.

" jika kita berhasil mencuci otak para rakyatnya, maka kemungkinan besar akan mulai bermunculan pemberontakkan dan gerakkam aksi untuk menuntut sang Raja turun dari tahtanya " lanjut Hazel

" tapi, yang ingin kita singkirkan bukanlah manusia biasa. Dia adalah raja yang paling di takuti di bumi ini. Bagaimana kalau akhirnya dia menyadari bahwa kitalah yang menjadi dalang di balik tersebarnya berita tentang dirinya? " tanya Hazel lagi kepada Pherae.

" Hazel... sebelum itu terjadi, maka kita harus memastikan dia mati di tangan Evilione. Apa, sekarang ia sedang melakukan sesuatu disana? Atau sedang berpidato dan membela diri? Hahaha membayangkannya saja aku sudah sangat puas " ujar Pherae

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang