Ah, wajahnya..
Sudah lama sekali aku tidak melihatnya. Aku ingin menyentuh nya.
Tatapan mata itu, apa itu tatapan kebencian dan amarah kepada ku?
Kenapa juga aku bertanya, aku sudah membunuh pelayannya.
Trang~
Aku menjatuhkan pedang ku, karena aku merasakan kembali ada sesuatu yang bertumbuh dari dalam diri ku.
" haa.. haa.. "
Sesak, nafasku sesak..
Aku menoleh ke arah pelayan itu, saat itu aku tahu kalau Pelayan itu adalah orang yang sangat berharga. Untuk siapa? Apakah untuk Hali?
Sepertinya sangat tepat keputusan ku untuk langsung membunuhnya.
Aku benar-benar merasakan kekuatan yang luar biasa. Rasanya, aku ingin segera mencari Dewa Solon untuk mengakhiri perang ini.
" Katakan siapa dirimu!? " ucap Hali tiba-tiba
Aneh, kenapa dia tidak menyerang ku? Kenapa dia hanya bertanya siapa aku?
Dia juga tidak bergerak sama sekali dari tempatnya berdiri.
Perkiraan ku salah, aku pikir saat ini kita akan kembali bertarung.
" Lama sudah tidak bertemu, Hali "
Tidak apa-apa, setelah ini aku akan membuatnya melupakan ku lagi.
" katakan siapa diri mu!! " seru Hali lagi
" Evilione " jawab ku singkat
Dia nampak menatap ku sebentar.
" apa kita pernah bertemu? " tanya Hali tiba-tiba
" menurut mu, bagaimana? Apa kita pernah bertemu? " balas ku
Bagaimana dengan perjanjian kita di Pigeon? Apa kau melupakannya secepat itu?
Kau yang selalu berkata, agar aku tetap tinggal di istana mu
Kau juga yang meninggalkan ku, saat semua sudah aku korbankan untuk mu.
Akhirnya, kita memang harus saling melupakan seperti ini, bukan?
Hanya sebatas ini, yang bisa kita lakukan. Demi 2 dunia yang kita saling lindungi ini.
" kenapa diam saja? Apa kau tidak mengingat ku? " tanya ku kembali karena Hali tak kunjung menjawab.
" aku tidak ingat dan tidak mengenal mu sama sekali. Sekarang..
Hali mulai mengeluarkan pedangnya, dan mengarahkannya tepat di hadapan wajah ku
" berani sekali kau membunuh pelayan ku, di istana ku. Apa kau memiliki kata-kata terakhir ? " ujar Hali
Ah, aku pernah mendengar kalimat ini.
Namun saat itu, kita bertarung di sebuah gedung kosong.
Aku tersenyum.
" bagaimana kalau kau ikut mati bersama ku? "
Aku mengulangnya kembali, kalimat yang pernah aku katakan padanya.
Aku tidak berniat untuk mati sekarang dan mati di tangan mu. Tekad ini, sama seperti saat aku belum memasuki kehidupan mu.
" tunjukkan pada ku, kekuatan Dewi Calleionus. Aku sangat merindukannya "
Benar, aku sangat merindukkan sosok Hali yang penuh dengan wibawa kepemimpinan itu.
Kalau aku boleh jujur sekarang, saat itu aku bahkan hampir ketakutan saat melawan mu.
Dan pada akhirnya, aku goyah juga karena mu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evilione
FantasiEvilione, seorang buronan penyihir yang menyebabkan banyak pembunuhan di sebuah kota besar, di bagian paling selatan di Naefim. Naefim sendiri di pimpin oleh seorang raja yang paling di takuti pada masanya, raja ini sangat ingin menangkap sang penyi...