Evilione, seorang buronan penyihir yang menyebabkan banyak pembunuhan di sebuah kota besar, di bagian paling selatan di Naefim. Naefim sendiri di pimpin oleh seorang raja yang paling di takuti pada masanya, raja ini sangat ingin menangkap sang penyi...
" Corvusss.. Corvuss, kau bisa mendengar suara ku?? Aku mohon, bertahanlah! Bertahanlah!! " seru Evil yang berada di sampingnya sembari sibuk mengeluarkan seluruh sihirnya untuk menyembuhkan luka di tubuh Corvus.
" saudara ku, dia tidak akan selamat. Lukanya begitu banyak dan sudah sangat parah. Dengan kekuatan sihir mu, kau tidak akan bisa menyembuhkannya. Lebih baik~~
" Diamlah!! Kalau kau tidak mau membantu, lebih baik kau diam! Yang jelas aku tidak akan membiarkannya mati! " sahut Evil
Tubuhnya sudah sangat dingin, dan bibirnya yang sudah mulai membiru.
" Corvus.. " lirih Evil pelan.
Tidak ada respon apapun darinya, dan tangannya sangat kaku.
" saudara ku, dia sudah..
" DIAMMM!!! DIA TIDAK AKAN MATI!! " seru Evil yang masih berharap kalau Corvus akan selamat.
" tidak.. Corvus.. kau harus bersama ku. Dewa Tyran, aku mohon.. aku mohon! Berikan aku satu kali lagi kesempatan..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" tidak, dia tidak akan mati. CORRVUSSSS!!!!!! "
Evil, menangis sejadi-jadinya. Sepanjang hidupnya. Terakhir kali ia menangis adalah saat dimana orangtuanya tidak pernah kembali lagi. Dan saat itu, Evil.. menangis untuk yang kedua kalinya.
" TIDAAKK! KAU TIDAK BOLEH MATIII~~ CORVUSSSSS!! "
Evil terus meneriaki nama Corvus sembari memeluknya. Namun, tetap saja semua terasa sunyi dari mulutnya.
Biasanya, Corvus langsung menjawab ada apa? Tapi, sekarang Corvus hanya terdiam sambil menutup matanya.
" HUAHHH, TIDAKK!!! "
saat itu, ratapan Evilione terdengar begitu menyakitkan, jauh lebih menyakitkan daripada kaum iblis yang meraung permohonan ampun kepada Dewa dan Dewi.
Evil masih mendekap dengan erat Corvus yang sudah tidak bernyawa itu.
Tetesan airmatanya, mengalir sangat deras sehingga membahasai wajah Corvus yang sudah membengkak.
" Saudara ku, sebaiknya kita segera menguburkannya. Karena mayatnya sudah bengkak " celetuk Griffin untuk menghentikan ratapan Evil yang terdengar sangat menyakitkan di hatinya.
" Raja maut pun sudah membawa arwah nya pergi " katanya lagi.
Evil yang sudah kehabisan tenaga untuk menangis pun menuruti kata-kata Griffin dan segera menguburkannya.
Tertulis disana, di atas batu nisan.. nama yang tidak pernah Evil bayangkan akan ia temukan. Nama yang ia pikir selama ini akan selalu berada di sisinya, nama yang selama ini dia pikir akan selalu menemani nya.
Nama yang.. begitu ramai, saat bersamanya. Nama yang paling mengerti dirinya, Nama yang sangat sabar menghadapinya. Dan nama, yang pernah ia kecewakan.