Siasat

155 36 9
                                    

" Aaaaarrrghhhh!!!!! Sialaaannn!!! " teriak Essam yang kesal karena gagal membunuh Evilione untuk yang kesekian kalinya.

" LAGI LAGI KAU MENGACAUKAN SEMUANYA!!! " seru nya lagi sembari membanting semua yang ada di dalam ruangannya.

Mendengar keributan yang terjadi di ruangan Essam, Raja Naveen pun mengetuk pintunya untuk memastikan sang anak baik-baik saja.

" Essam, apa yang sedang kau lakukan?" Seru Raja Naveen dari balik pintu.

" tidak melakukan apapun, hanya sedikit lelah, Ayah. " sahut Essam kepada Raja Naveen

" apa Ayah boleh masuk? " kata Raja Naveen lagi yang cemas kepada Essam.

Pangeran Essam pun membukakan pintu ruangannya untuk sang ayah dan betapa terkejutnya Raja Naveen yang melihat banyak barang yang hancur dan berantakkan. Serta wajah Essam yang nampak pucat seperti sangat kelelahan.

" Essam, apa yang terjadi!? " seru Raja Naveen

" Ayah, apa kau tahu kalau Evilione berada di Alenhia? " tanya Essam

" apa?! Bagaimana bisa dia sampai kesana?! Penjaga di Alenhia sudah aku perkee..

" PERSETAN DENGAN PENJAGAAN, AYAH! " teriak Essam

" PENJAGAAN YANG DI LAKUKAN OLEH KITA SEMUA AKAN SIA-SIA! " tambahnya lagi dengan emosi.

" jika kita diam saja, kita akan habis di bunuh olehnya! "

" Essam, sepertinya kau sudah tahu kalau yang bisa menghentikannya hanyalah Raja Naefim, penerus Dewi Calleionus " jawab Raja Naveen dengan tenang.

" tapi kita tidak bisa menunggunya terus menerus, sedangkan dia saja tidak menunjukkan pergerakan " sahut Essam lagi

" kita harus mengumpulkan semua pasukan, dan menyerang Evilione sekarang! " tambahnya

" jika kita bergerak sendiri, itu sama saja seperti kita memberikannya mangsa secara sukarela. Tidak peduli sebanyak apapun pasukan kita, kita hanya akan mati oleh nya. Kita hanya manusia, tidak akan mampu untuk melawan kekuatan Dewa Tyran " jawab Raja Naveen.

" aku tidak akan mengorbankan pasukan ku " ucap Raja Naveen lagi.

" lalu? Ayah mau menutup mata dan telinga?! Rakyat kita juga sudah banyak yang mati karenanya! Terutama di pusat Kota Yuhion! Apa ayah juga tidak mempertimbangkan nyawa mereka?! Mereka juga memiliki keluarga yang menunggu mereka di rumah " sahut Essam yang mendesak Raja Naveen untuk segera menyerang Evilione.

" Essam, kau sepertinya tidak tahu seberapa bahaya nya Evilione. Kalau kita gegabah, kita akan..

" mati?! Kita akan mati?! Hanya itu jawaban yang Ayah punya. Ketahuilah sekarang Evilione berada di dalam taman Sizton " ujar Essam kesal

" apa?! Taman Sizton?! Taman dengan perlindungan Dewa Phynxin, bagaimana dia bisa..

" apa aku harus menjawab ayah lagi?! Jika ayah tidak mau bergerak, maka aku dan pasukan ku saja yang bergerak untuk menyerangnya! " seru Essam yang lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

" Yang Mulia, apa anda baik-baik saja? " tanya si ajudan Raja Naveen yang berdiri di sampingnya.

" tidak, aku tidak baik-baik saja. Evilione dapat masuk ke Taman Sizton itu adalah pertanda buruk, yang artinya kekuatan sihirnya semakin meningkat. Jika, dia tidak segera di bunuh maka kehidupan manusia akan berada di ujung tanduk "

" namun, jika Yuhion bergerak sendirian, maka hanya akan pulang menjadi mayat " ujar Raja Naveen yang kebingungan dengan situasi yang ada.

" bagaimana kalau kita meminta bantuan kepada Naefim? " usul si ajudan

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang