Sebuah tugas

294 48 2
                                    

" Monster!! "

" dasar anak iblis!! "

" pergi kau! Menjauhlah dari ku! "

" lebih baik kau mati, dari pada hidup seperti ini "

" kalau aku jadi kau, aku akan mengunci diri ku dalam kamar dan tidak pernah keluar "

" pembunuh! "

" untuk dapat bernafas saja kau tidak pantas! "

" kembalikan orangtua ku!! "

" pembunuh keji ! "

--------

" haa.. haa.. sesakkk...!! "

" Evil! EVIL!! " seru Corvus sembari membangunkan Evil dengan paksa.

" eeughhh, apa yang terjadi? Aku pingsan lagi??? " tanya nya yang dengan memegang kepalanya.

" harus berapa kali pingsan untuk menyerah? Sudah ku katakan, Hali bukanlah manusia biasa. Dia itu manusia yang di berkati oleh Dewi. Kau tidak akan segampang itu untuk mengalahkannya. Dasar keras kepala " omel Corvus pada Evil yang baru saja tersadar itu.

Evil berusaha bangun, dan bersandar di ujung tempat tidurnya, lalu terus memegangi kepalanya.

" kenapa? Kepala mu sakit? " tanya Corvus.

" tidak, " jawab Evil singkat.

" sudahi semuanya " ucap Corvus lagi.

" maksudmu? " tanya Evil sedikit tidak mengerti.

" sudahi semua rencana mu menyerang Naefim dan Rajanya " tuturnya lagi lalu duduk di samping tempat tidur Evil.

" kau ingin aku bunuh? Berani-berani nya menyuruh ku untuk berhenti?! " sahut Evil dengan nada yang sedikit naik.

" kau masih terlalu gegabah jika untuk menyerangnya, meski kau adalah ratu penyihir keturunan langsung dari Dewa Tyran, tapi di mata ku, kau hanyalah seperti anak kecil yang tidak bisa mengendalikan emosinya " pungkas Corvus dengan terang-terangan.

" heh? Kau mulai berani ya meremehkan ku seperti itu, apa karena kau merasa dekat dengan ku, jadi kau merasa pantas untuk berkata seperti itu pada ku, iya? " tambah Evil lagi.

" tidak, aku sama sekali tidak pantas jika harus di sandingkan dengan mu. Hanya saja., aku sedikit khawatir pada mu, jikalau suatu saat, ambisi mu justru membuat mu terhenti selamanya " jelas Corvus.

" aku hanya tidak ingin kau mati "

" pfftt~~ hahahahaha, aduh maaf maaf, tapi kenapa kau begitu polos seperti ini? " ucap Evil sembari tertawa lepas melihat tingkah Corvus.

" kau lupa siapa aku? Kau lupa bagaimana keji nya aku? Apa menurut mu penjahat seperti ku, akan mudah untuk mati? "

Corvus hanya terdiam sembari memandangi Evil.

" sudahlah, simpan semua pikiran yang tidak penting itu. Aku akan ke kuil "

" kuil? Untuk apa? " tanya Corvus lagi.

" untuk apa? Ya untuk melakukan hal yang biasa aku lakukan sedari dulu "

" aku akan menajamkan tujuan ku sekali lagi " tambah Evil sembari bergegas ke sebuah kuil yang terletak di puncak gunung tertinggi di kota Matafa, tanah kelahiran sang penyihir.

Rakyat Matafa sangat yakin dan percaya, kalau di puncak tertinggi di atas gunung itu adalah titik temu antara kehidupan bumi dengan sang Dewa. Dan hanya orang-orang yang terpilih lah yang bisa memijakkan kaki disana, dan hanya 1 orang petapa yang sudah melakukan meditasi ribuan tahun selain Evilione yang dapat berdiri di puncak gunung itu.

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang