(4) fitting

3.7K 127 2
                                    

Setelah menghabiskan makan malamnya, zelmira kembali ke kamar, berwudhu lalu melepas jilbab dan berbaring ke ranjang dan tidur.
Nyatanya ia tidak bisa tertidur dengan nyenyak, tengah malam ia pun terbangun kemudian mencuci mukanya, setelah itu ia menatap ke jendela menampakkan langit yang indah dengan bintangnya.

Ting!
082110114×××
Ini nomer saya, Azzam.

                                                    Oh nggih

Kenapa belum tidur?
Besok fitting baju dijemput jam 8

                             Tadi kebangun, nggih
                                                           Read.

                             ***

"Zelmira," Panggil umi ketika melihat zelmira sibuk dengan tumpukan kertas di mejanya, jarinya sibuk mengetik seraya menatap layar laptopnya serius.

"Iya mi', ada apa?" Sahut wanita itu melepas kacamatanya.

"Kamu lupa aja janji sama nak Azzam?"

Astaghfirullah hal adzim! Bisa-bisanya ia terlupa.

Ia panik setengah mati, lalu segera bergegas berganti baju yang lebih rapi, menarik tas hitam yang ia isikan hp, dompet dan perlengkapan lain.

"Maaf nggih harus nunggu lama," ucap zelmira canggung.

"Gapapa, yasudah ayo kita ke mobil. Saya pamit nggih," ucap Azzam pada calon mertuannya itu.

Perjalanan di lalui dengan perbincangan kecil antara zelmira dan Aisyah, Azzam hanya sesekali menyahut kemudian fokus kembali menyetir, sekitar 1 jam lebih mereka pun telah sampai dan segera masuk ke dalam butik terkenal itu.

"Permisi, saya sudah reservasi atas nama Azzam, ini langsung kemana ya?" Tanya Azzam itu tertuju pada pegawai butik.

"Oh iya pak Azzam dan calon istri silahkan ikuti saya ke sebelah kanan, dan saya akan menunjukkan beberapa foto gaun yang dapat di pilih"

Azzam berjalan mengikuti, begitupun Aisyah dan zelmira yang ada dibelakangnya, mereka bertiga pun duduk di sofa.

Setelah beberapa percobaan, ia menemukan contoh gaun yang cocok beserta setelannya, kemudian Azzam segera melakukan pembayarannya di kasir dan memutuskan segera pulang. Pesanan gaun itu akan jadi sekitar 2 sampai 3 minggu.

Zelmira berjalan lesu ke arah uminya yang sedang membaca kitab di ruang tengah, uminya segera bergeser membiarkan zelmira duduk dengan nyaman di sampingnya.

"Piye nduk? Sudah dapat bajunya?"

"Sudah kok mi, capek banget hari ini. Yasudah zelmira ke kamar dulu ya mau bersih-bersih sekalian sholat dzuhur."

Uminya tersenyum lalu mengangguk menatap putrinya yang akan segera menikah itu.

Mira merebahkan diri di atas ranjangnya, menatap sekelilingnya yang sebentar lagi akan ia tinggalkan. Matanya sedikit menyipit karena kantuk, ia mencoba menahannya karena ingin melakukan sesuatu yang lebih produktif, dan ternyata ia kalah dan terlelap.

Tok tok

"Siapa?"

"Saya tukang hena ning," ucap seseorang di balik pintu.

"Ohh iya masuk aja, kita hena di balkon kamar ya," ajak zelmira memberikan usul.

"Terserah njenengan Ning" jawab pegawai itu sekenanya.

"Wah henanya bagus banget, makasih ya mbak" ucap zelmira menatap tangannya yang sudah di hena tadi.

"Nggih Ning sami-sami, yasudah saya pamit dulu nggih" ujar pegawai itu sembari menenteng tas yang lumayan besar itu.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang