29. semuanya terungkap

1.3K 52 2
                                    

"mas, aku boleh nggak keluar sama temen-temen nanti sore?" Zelmira memberikan segelas teh hangat pada Azzam yang berkutat dengan laptopnya.

Azzam mengangguk."boleh dong, sekarang mau kemana?"

"Mau ke taman belakang, di ajak umi petik sayur"

Azzam berdehem. "Yaudah nek ngoten"

Tanaman hijau berjejer ini nampak subur dan berbuah banyak, zelmira menatap pohon apel di sudut rumah yang sudah mulai merah.

"Masyaallah merah merah ya mir" umi menatap menantunya yang telaten memetik.

"Nggih mi, tapi agak tinggi yang merah."

"Nggih mpon, nanti umi suruh kang Danang buat petikin"

30 menit berlalu, 2 wanita itu masih sibuk dengan tanaman. Azzam memandang dari pintu belakang menggendong zafran yang tampak anteng.

"Cucu uti sudah bangun ya??" Umi menatap Azzam dan zafran bersamaan, mereka terlihat mirip.

"Sudah uti," Azzam menyaut, zelmira mencuci tangannya lalu berjalan ke arah Azzam dan zafran yang duduk di gazebo.

"Sini sayang, baba mau lanjut kerja lagi" zelmira memangku zafran yang menggerjap karena silau cahaya matahari.

"Kamu nanti keluar jam berapa? Biar nanti zafran sama aku aja" Azzam menatap istrinya.

"Aku bawa aja sayang, lagian temen-temen pada kangen."

Azzam tersenyum lalu mengangguk. "Yaudah aku ke dalam dulu ya? Masih banyak kerjaan"

"Mi, awas tuh banyak cacing" Azzam menggoda uminya yang phobia cacing, langsung terkaget.

"Ih kamu bikin umi kaget aja"

Azzam meringis lalu menghilang di balik pintu.

"Ayo masuk mir, umi bikinin kebab enak kali ya?" Umi membawa keranjang sayuran itu ke dapur di ikuti oleh zelmira.

"Enak mi, bikinan umi kan terenak sedunia"

"Bisa aja kamu, nanti kalau matang umi panggil deh"

Zelmira membawa zafran di kolam ikan disamping ndalem, ia duduk di ayunan dengan nyaman, zafran kegirangan melihat ikan koi yang ukurannya besar-besar.

"Ngelamun apa sih?"

Azzam menyusul duduk di pinggir ayunan.

Zelmira menggeleng, mencoba abai dengan memperhatikan ikan-ikan yang berenang bebas, Azzam membuang nafas berat.

"Kamu masih kepikiran masalah kemarin?"

"Aku lagi nggak mau bahas itu, mood aku jadi buruk."

"Nduk, kadang kita itu nggak bisa lari dari masalah. Dan salah satunya cara kita harus menghadapi dan menyelesaikannya"

Benar! Batin zelmira tersadar. Ia tidak boleh terpuruk seperti ini, ia harus cepat-cepat mencari bukti bahwa ia tidak bersalah.

"Aku minta maaf ya kalau akhir-akhir ini aku sibuk dan jarang urusin zafran, aku mau buktiin kalau aku nggak bersalah" Tekad zelmira.

Azzam mengangguk. "Memang dari awal kamu harus membuktikan bahwa kamu tidak bersalah."

Zelmira langsung menghubungi operator cctv segala gedung pondok pesantren, ia memerintah untuk segera mengirim file hari dimana kejadian di kantor pesantren.

Ia mencermati gambar itu dengan seksama, tampaknya ada perubahan pada jam itu yang artinya cctv sudah di potong atau sengaja dimatikan, zelmira meremas geram gamisnya.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang