18. Ahmad datang

2.1K 61 0
                                    

Tiba tiba mata Azzam terbuka perlahan, ia menatap zelmira kemudian tersenyum tipis meskipun tertutup nebulizer senyum itu masih tampak.

Nafasnya agak sesak berkata lirih pada zelmira "Jangan nangis ya?"

" Aku panggil dokter dulu" zelmira cekatan bangkit dari kursi, lalu menekan tombol untuk memanggil dokter.

Dokter laki laki separuh baya masuk dengan senyum lebar lalu memeriksa Azzam dengan ramah, dan menanyakan beberapa keluhan.

"Pemulihan pasca operasi sangat bagus, jangan terlalu stres dulu ya pak supaya proses penyembuhan berjalan lancar. Kalau ada keluhan silahkan disampaikan agar segera ditindak lanjuti" ujar dokter ber-nametag Aji itu, sereya melepaskan alat yang tidak di perlukan lagi setelah itu dokter itu berlalu.

Tidak lama yang lainya pun datang, dan masuk secara bergantian karena ada batasan minimal 3 orang di ruang ICU demi kenyamanan pasien.

"Yasudah Abi sama Aisyah nunggu diluar dulu mi," ujar abi meninggalkan umi dan zelmira di dalam.

Zelmira menyiapkan air hangat untuk membasuh tubuh Azzam, tapi panggilan mertuanya membuyarkan lamunannya.

"Mir?"

Zelmira menoleh.

"Sudah makan belum?"
Zelmira menggeleng.

"Ayo makan sini, tadi umi bawain dari rumah. Airnya biar dingin dulu di tinggal makan aja"

Zelmira segera duduk di sofa dan makan dengan lahap, setelah kenyang ia mengambil vitamin yang di berikan umi lalu meminumnya.

Tangan dengan jari lentik itu cekatan mengambil wadah, di isinya air hangat kain untuk membasuh tubuh suaminya.

"Kalau sakit bilang ya?" Zelmira bergumam pelan.

Mata Azzam yang terpejam itu terbuka lagi menatap istrinya yang telaten membasuh tangannya dan kakinya. Sebenarnya kepalanya masih pusing dan badannya terasa kaku semua.

Zelmira membuka kancing baju hati-hati, "Bajunya tak buka ya?"

Azzam mengangguk lemah.

Setelah mengelap badannya, zelmira menaruh wadah itu di samping wastafel karena nanti OB yang membereskan.

"Kenapa nggak hati hati?" Zelmira menatap Azzam.

Suara serak dan lemah menyaut "Udah hati hati ra"

Zelmira mengehebuskan nafas kasar. "Kenapa bisa gini, aku khawatir kamu kenapa-kenapa"

Azzam diam tak bergeming.

_______

5 hari setelah perawatan intensif, Azzam akhirnya di perbolehkan pulang tapi harus sering-sering terapi, olahraga dan menjaga pola makan karena ada beberapa cedera dan penyakit lainnya yang baru terdeteksi.

Berminggu-minggu lamanya istirahat di rumah, akhirnya ia memutuskan untuk memulai aktivitasnya seperti sedia kala. Mengurusi beberapa bisnisnya yang bulan lalu yang sangat keteteran tanpa ada Azzam yang membina.

Zelmira memeluk suaminya dari belakang erat, "ih gak bisa nempel soalnya ada adek"

Azzam tertawa geli. "Sayang acara 7 bulanan adek kapan?"

"2 hari lagi mas, aku maunya yang sederhana saja ya? Pengajian sama makan-makan santri sama tetangga,"

Azzam mengelus tangan yang masih melingkar di perutnya. "Nggih kulo manut bojo cuantik niki"

Zelmira mencubit perut Azzam keras, di susul tawa kecil mereka berdua, meskipun belum sepenuhnya sembuh, azzam memaksa untuk bekerja karena jujur ia tidak tahan dengan bisnisnya yang tak terurus.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang