42. hari terakhir

1K 40 2
                                    

"takut,"

"Its okay," Azzam menggenggam tangan zelmira erat, karena balon udara yang mereka naiki mulai meninggi.

Takjub! Saat pertama kali mata memandang pegunungan dibawah mereka yang membentang indah, hawa dingin membuat mereka merapatkan mantelnya, Azzam memeluk zelmira supaya suhu badan mereka menjadi lebih hangat.

Setelah mengambil beberapa potret dan memandang keindahan alam yang menakjubkan, akhirnya balon udara itu turun. Zelmira merasa lega karena saat berada di ketinggian tadi ia merasa takut setengah mati!

Mereka berjalan menuju mobil yang mereka sewa untuk menuju wisata selanjutnya, tak jauh hanya sekitar 30 menit mereka sampai di sebuah cafe dengan pemandangan gunung erciyes.

"Aku coklat panas aja," zelmira lalu duduk di dalam ruangan kaca untuk menahan hawa dingin yang membuat nya menggigil hebat, memang sangat parah suhu disini hampir 10°.

Ya akhirnya mimpinya tercapai untuk menaiki balon udara bersama orang yang ia cintai, ia masih terbayang saat terbang tadi, suatu momen yang tak bisa ia lupakan. Balon udara disana sangat banyak sehingga membentuk kumpulan yang indah seperti balon warna-warni yang terbang tinggi.

"Ayo cepat habisin, kejar waktu nanti di bandara masih ada 3 jam an sebelum flight" Azzam memberikan coklat panas pada zelmira, sedangkan ia memesan capuccino.

"Iya, kan udah packing tinggal ambil koper di hotel dan langsung ke bandara," zelmira menyeruput coklat panasnya seraya memandang gunung  erciyes yang membentang indah.

Ia masih ingin menikmati keindahan turki lebih lama lagi tapi saat mengingat tumpukan pekerjaan yang ia tinggalkan ia jadi meragu, jika ia mempunyai waktu luang ia akan kembali lagi nanti.

Sebenarnya banyak wisata yang mereka kunjungi pada 2 hari terakhir ini membuat kesehatan mereka menurun, apalagi makanan yang jauh dari seleranya membuat zelmira dan Azzam sering mengskip jadwal makannya.

Sebentar lagi ia akan menikmati masakan yang uminya masak sudah membuat Azzam menelan ludah, kini mereka di pesawat menikmati pasta dan daging panggang.

Azzam melirik istrinya yang sudah tertidur sedari tadi, zelmira tidur begitu nyenyak meskipun keadaan pesawat sedikit ramai karena tadi mengalami turbulensi.

"Sayang udah Deket belum?" Dengan suara bangun tidurnya zelmira memandang Azzam yang sedang menonton film.

Azzam menggeleng. "Masih 3 jam lagi kayaknya, kamu lapar? Aku panggil pramugari ya?"

Zelmira mengangguk sebagai responnya lalu ia pergi ke kamar kecil sekedar untuk mencuci mukanya agar terlihat lebih segar.

Ketika ia kembali beberapa makanan sudah tersaji di mejanya, tanpa babibu zelmira langsung memakan makanan itu karena perutnya yang sudah keroncongan.

"Can you bring me dessert, maybe ice cream or pudding?” zelmira meminta pada pramugari yang sedang berkeliling dan menanyai menumpang apakah membutuhkan sesuatu.

"Of course, Miss"

"Thanks"

Zelmira menikmati es krimnya seraya menonton film action, ia melirik Azzam yang sedang tertidur, wajah tenang suaminya itu membuatnya tersenyum tipis.

                        _____________

Entah mereka sampai jam berapa yang jelas suasana pondok masih sangat sepi, mungkin sekitar jam 2 pagi. Setelah menyempatkan bebersih diri Azzam dan zelmira melanjutkan tidurnya, keduanya merasa lega bisa merasakan kasur empuknya setelah belasan jam di pesawat.

"Gus dimana?" Umi Jihan masuk ke rumah anak laki-lakinya di pagi hari yang cerah, mbak Dina sedang menyirami tanaman di halaman.

"Gus tadi setelah jamaah kayanya tidur lagi, kalau Ning sedang memasak, umi" mbak Dina menjawab sopan, setelah itu umi menghampiri menantunya yang sedang memasak.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang