26. melepas rindu

1.4K 84 6
                                    

"mas bangun, subuhan" setelah zelmira mengatakan itu, ia mengambil buah hatinya yang sudah terbangun.

Azzam berjalan ke kamar mandi, suara guyuran air terdengar, tumben sekali azzam  mandi air dingin subuh-subuh begini?

"Tumben banget mandi air dingin" zelmira menatap suaminya yang berbalut handuk selutut, air menetes dari dagunya, tak menghiraukan.

"Ish ngambek ya? Karena semalam nggak-"

"Aku ke masjid dulu"

Azzam pergi meninggalkan kamar yang masih remang-remang tidak seperti biasanya, berpamitan seraya mencium istrinya. Pagi ini sifatnya terasa dingin, batin zelmira bertanya? Apa yang terjadi, setelahnya ia menunaikan sholat subuh di kamar, dan bersiap memandikan zafran, tapi putra kecilnya sudah terlelap lagi.

Ting!

Ahmad

send picture

[Ra? Saya baru buka wa subuh ini lihat foto kita yang bikin salah paham, saya dapat telfon dari azzam dari semalam tapi nggak denger]

Deg! Jantung zelmira berdetak kencang seraya melihat foto yang menjadi alasan azzam marah padanya.

Benar ia harus menelfon ahmad untuk membicarakan kesalahpahaman ini.

'ra gimana-gimana? Ini saya langsung shock  emang dari semalam kamu nggak di ajak bicara azzam? Atau udah ketiduran?'

Suara ahmad menggerutu.

'saya juga nggak tahu, ini saya baru buka juga dari kamu. Saya belum bicara dengan mas Azzam dari semalam, aku nggak tahu apa-apa mad. Saya harus gimana?' suara zelmira menjadi bergetar, ia takut semua akan semakin kacau.

'pertama kamu tenang dulu mir, coba kamu bicara dulu sama azzam. Saya akan coba selidikin dan tangkap penyebar agar foto tidak meluas'

'saya nggak bisa tenang mad, bukan tentang nama baik saya saja, tapi ada nama pesantren yang saya bawa'

Ahmad lagi-lagi menenangkan. 'iya ra, makanya kita berusaha membuktikan bahwa semuanya itu salah, saya akan berusaha sebisa saya'

'iya kita harus-' tarikan kasar dari belakang membuat zelmira kaget, azzam merebut ponselnya ia melihat nama ahmad terpampang.

'halo ra? Kok diem?' suara itu lenyap ketika Azzam mengakhiri telpon dengan paksa.

"Mas? Ini nggak seperti yang kamu kira" zelmira menarik tangan azzam.

"Apalagi nduk? Sudah ya? Kamu bicara sama umi dulu di ruang tengah, saya beresin barang aku antar kamu pulang ya?" Azzam berkata tegas, air mata zelmira berkucuran deras memohon.

"Mas jangan seperti ini, tunggu penjelasan aku dulu," zelmira menarik nafas dalam.

Azzam berhenti sejenak memperhatikan istrinya yang menangis hingga bahunya bergetar hebat, terus terang saja ia tak tega.

Zelmira memejamkan matanya, menghapus air mata yang masih mengucur deras. "Tolong dengerin perkataan aku dulu mas"

Azzam menoleh lalu menghampiri zelmira yang tampak berantakan.

"Iya, saya percaya. Tapi saya antar kamu pulang dulu, di ndalem suasana lagi kacau banyak keluarga yang denger."

Perjalanan 2 jam yang biasanya di isi canda tawa sekarang malah hening, tak ada satupun yang membuka mulut baik azzam maupun zelmira, beruntungnya zafran tampak tenang dan tidak rewel.

"Assalamualaikum bi, mi" azzam mencium kedua tangan mertuanya.

"Nak azzam," abi salim memeluk menantunya itu, tanpa sadar air matanya ikut menetes.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang