11. ngingau

3.5K 110 0
                                    

Rupanya buku karangan Yazid bin Abdul Qodir itu masih setia digenggamya, meski matanya sudah berat.

"Ndang tidur o" azzam memerintahkan dengan suara agak tegas.

"Sudah jam 3 nanggung bentar lagi subuh,"

Tak ada sahutan lagi karena Azzam sudah tertidur pulas.

"Udah subuh bangun!"

"Iya Ning zelmira yang cantik" jawab Azzam dengan melemaskan ototnya.

"Genit ah"

Kekehan Azzam terdengar, setelah itu dia berjalan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Setelah sholat subuh dan mandi, zelmira keluar dari kamar berinisiatif untuk membantu membersihkan ruang tamu dan ruang tengah yang tampak berantakan.

"Udah bangun nak?" Tanya umi menghampiri zelmira yang sedang menata bantal sofa.

"Udah mi' hehe" senyuman manisnya ia tampakkan pada mertuanya.

"Sudah jam 6, kamu sarapan dulu nggih, soalnya tukang rias bentar lagi datang" ujar umi menarik tangannya ke dapur. Zelmira mengangguk dan menurut saja.

Selesai makan zelmira pun pergi ke kamar untuk di rias, kebetulan ini sudah jam 06:30 pukul 8 resepsi pernikahan di mulai.

Semua orang sibuk dengan dirinya masing-masing, karena acara di mulai beberapa menit lagi. Di ruang itu azzam tampak gugup sedangkan zelmira malah berbincang-bincang dengan kakaknya, Aisyah.

"Let's go ke pelaminan adik adik" ucap kak Aisyah bersemangat.

Gedung aula itu di sulap menjadi sebuah pelaminan yang indah dengan Bunga-bunga di tata sedemikian rupa sangat elegan dan mewah, di tengahnya terbentang karpet merah dan di sekelilingnya ada para tamu undangan. Warna putih dan abu-abu tampak mendominasi sangat cocok dengan gaun perak yang zelmira pakai.

"Mari kita sambut mempelai pria dan wanita kita, Azzam dan istri zelmira!" ucap MC di atas panggung.

"Ayo jalan" ajak Azzam mengandeng tangan zelmira lalu berjalan menuju pelaminan.

Setiap momen di abadikan oleh fotografer maupun tamu yang datang, setelah mendengar sambutan oleh Kiai Hasan, dan usai sungkeman, semua tamu di persilahkan menikmati prasmanan yang di sajikan dan di susul pemberian selamat kepada mempelai.

"Gus tamunya kok nggak habis habis sih, banyak banget ya?" ujar zelmira berbisik.

"Biasa pernikahan orang ganteng mah banyak yang dateng" jawab Azzam santai.

"Mari di lanjut foto bersama" perintah fotografer setelah tamu sudah mulai longgar.

"Ya Allah bibirku pegel senyum ke kamera" eluh Azzam menghela nafas.

"Orang ganteng mah harus sabar, lagian senyum kan ibadah" jawab zelmira menaik turunkan alisnya.

Setelah foto dengan keluarga dan semua tamu, di susul santri yang membantu menyiapkan acara ini, acara pun selesai.

"Gus foto lagi, berdua!" ucap fotografer.

Azzam menganggukan kepalanya pasrah, baiklah kali ini, terakhir seumur hidup.

Setelah itu azzam dan zelmira kembali ke ndalem menaiki mobil, saat turun dari mobil, beberapa kali ia membantu mengangkat gaun zelmira yang menyapu tanah, hal itu membuat santri yang melihat spontan mengatakan 'duh romantisnya'.

"Aku ke ruang tamu duluan ya? Mau nemuin tamu. Nanti kamu nyusul di ruang tengah ada umi sama kakak" ujar Azzam merapikan kerah baju kokonya. Zelmira manut saja.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang