12. ulang tahun

3.1K 95 0
                                    

"Besok temenin Abi ke perkebunan nggih?" ujar abinya yang tengah duduk di sofa.

"Niku mawon bi??"

Abi nya mengangguk.

Azzam menghela nafas lalu kembali ke kamar, dan tidak menemukan zelmira. Agak kecewa karena kejadian tadi yang tertunda.

"Ra"

"Dalem?"

"Kamu dimana?"

"Di sini" kemudian Azzam pun menghampirinya yang berdiri di balkon yang banyak di tumbuhi tanaman hias itu.

"Eh ponsel aku kamu bawa ya?"

"Ada telfon, dari ziya" jawab zelmira enteng.

Azzam mendengarnya sangat berdebar.

"Bilang apa hm?"

"Marah-marah gitu, ngatain perebutlah apalah, mungkin dia salah pencet ke nomer kamu deh" ujar zelmira khusnudzon, ia tampak berfikir dengan isi diary tadi, apakah itu ziya yang sama?

"Mungkin" jawab Azzam kemudian berlalu merebahkan dirinya di ranjang.

**

"Besok disuruh umi packing koper buat berangkat, gimana cari koper di mall dulu buat kamu?" Azzam memulai pembicaraan setelah sholat magrib berjamaah dikamarnya.

"Mboten usah, di antar nanti dari rumah biar nggak usah beli" zelmira menimpali seraya melipat mukenah yang telah ia pakai.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Azzam yang duduk di teras pun merasa bosan, akhirnya ia memutuskan pergi berkeliling untuk mengawasi santri-santri yang masih keluyuran.

"Woi masuk kamar, dah malem" ujar Azzam pada beberapa santri yang nongkrong di bawah pohon sawo depan asrama putra.

"Ih Gus Azzam perhatian banget deh" ucap santri bernama mail yang terkenal sengklek itu.

"Mail and cs, dalam hitungan 3 kamu tidak masuk kamar, saya botakin loh ya" geram Azzam.

Akhirnya mail cs berlari terbirit-birit, karena hukuman botak adalah yang ia benci karena merusak ketampanannya.

23:00

Beberapa jam menghabiskan waktu di kantor pondok pesantren, Azzam memutuskan untuk kembali ke ndalem dan tidur, ia mendapati zelmira sudah terlelap di ranjang.

Kemudian ia berlalu ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan berganti pakaian kaus.

"Udah balik?" Suara parau zelmira membuat Azzam terkejut yang saat itu membaca buku di sofa, kemudian laki-laki itu mengangguk.

"Kenapa bangun?" Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya.

"Aku mau ngobrol sama kamu" suara pelan zelmira itu menarik Azzam untuk menghampirinya ke ranjang tidurnya.

"Nggeh monggo" Azzam membenarkan posisi duduk dan bersandar di kepala ranjang.

"Maaf kalau aku gak izin kalau aku sudah buka diary kamu, tapi aku boleh tanya gak? Ziya siapa? Sampai-sampai namanya bisa tersimpan rapi di diary mu?"

Helaan napas kasar keluar dari hidung Azzam.

"Dia mantan tunangan saya,"

Zelmira tak mengeluarkan suara memperhatikan gerak-gerik Azzam yang bangkit mengubah duduknya menjadi bersila mengahadap dirinya.

"Jujur itu membuat kulo kecewa Gus, saya kayaknya gak bisa ya berhubungan dengan seseorang yang belum selesai dengan masalalunya?"

"Sampon mantun ra!"

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang