56. akhir (bagian 1)

849 27 8
                                    

Pasangan di tanggal merah ini sibuk memasak di dapur, apalagi sang mama mertua sedang pergi ke Singapura. Jadi tanggung jawab memasak ada di tangan zelmira, meskipun ada sekitar 3 art di rumah ini.

"Potongnya bawang Bombay itu agak cepet kayak gini biar aromanya kecium," Agam mencontohkan pada zelmira memotong Bombay dengan lihai.

"Lah kalau motongnya gini, makin kecium nanti baunya, mau cium?" Agam mengerucutkan bibirnya gendak mencium.

"Sayang!"

Agam tertawa terbahak-bahak melihat reaksi yang istri yang semula serius itu, ia dengan lihai memasukkan bumbu-bumbu ke penggorengan dan mengaduk nasi, sementara zelmira sibuk membuat omlet telur dan sosis.

"Bau apa nih sedapnya" zafran datang bertelanjang dada selepas berenang.

"Sayang pake baju dulu jangan gitu," zelmira menegur sang anak.

"Lah biasanya ayah juga gini malem-malem, zaf pernah lihat di balkon. Nggak dimarahin tuh" zafran mencomot sosis yang baru saja di goreng.

Agam melirik lalu tertawa menatap zelmira, kemudian menegur sang anak. "Ayah lagi gerah zaf, ayo mandi ganti baju baru sarapan. Kalau nggak nurut tidak ada Lego maupun hotwells bulan ini,"

Ancaman itu bekerja, zafran langsung beranjak pergi meninggalkan mereka berdua di dapur.

"Ngapain kamu telanjang dada malem-malem"

"Gerah,"

"Nggak mungkin, AC kamar dingin" zelmira membawa hidangan itu ke meja makan beserta jus jeruk yang baru saja ia buat.

"Pak, ada kiriman paket. Saya taruh meja ya" artnya berbicara sopan.

"Iya taruh sana aja, tolong bilangin yang lain jangan bersihin ruang kerja saya biar nanti saya beresin sendiri,"

"Baik pak,"

Sesuai dengan janjinya mereka pergi jalan-jalan sore ini menikmati kota Jogja yang indah, Agam melirik sang istri dan anak yang berjalan gembira di depannya menuju toko gelato favorit mereka.

Agam memberikan kartunya untuk membayar tagihan, sebenarnya zelmira menawarinya gelato chocomint tapi Agam menolak, ia lebih memilih milkshake strawberry untuk pesanannya.

"Bun, tau nggak akhir-akhir ini aku sering mimpiin baba tau," zafran membuka suara, zelmira melirik penasaran dan khawatir karena zafran menceritakan itu di depan Agam juga.

"Apa mungkin baba kangen aku ya bun? Makannya Dateng terus" zafran memasukkan suapan gelatonya ke dalam mulut.

"Mungkin iya, gimana akhir pekan kita ke baba. Kita doain bareng-bareng ya?" Agam menenangkan sang anak. "Bisa kan?"

Zelmira mengangguk.

"Udah jangan sedih-sedih, nggak suka liat orang cemberut gini" Agam merangkul sang anak, kemudian membelokkan diri ke dalam toko koleksi mobil-mobil hotwells.

Zelmira menerima telfon dari uminya, kebetulan juga ia bisa berbicara mungkin Minggu depan mereka akan pergi ke malang.

Setelah menyampaikan rencana tersebut zelmira menutup telfon dan menyusul suami dan anaknya ke dalam toko. Zafran dengan wajah sumringahnya mengambil 5 mobil yang membuat zelmira terkejut adalah harganya yang menyentuh jutaan.

"Kak kok beli yang mahal-mahal sih,"

"Karena langkah makanya harganya agak mahal, yaudah lah sekali kali nggakpapa"

"Kamu gitu terus, jangan lupa kamu kemarin beli beli apa aja sama zafran. Aku pusing deh udah pada gede juga masih beli mobil-mobilan!" Zelmira menyindir keduanya yang langsung kicep terdiam ketika zelmira kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang