39. back to normal day

980 33 8
                                    

"gimana sudah baikan?" Azzam memeriksa zelmira yang sedang memakan roti red Velvet yang baru saja ia beli.

Zelmira mengangguk merasa baikan, meskipun jika mengingat kejadian beberapa hari lalu perasaannya masih takut dan trauma. Ia menghembus nafas pelan, pekerjaannya berantakan sejak ia rawat inap seminggu lalu, kini ia memulai bekerja lagi.

"Kalau masih sakit nggak usah, cari nafkah itu tugasku, sayang."

"Bisa kok, aku udah enakan" zelmira memeriksa tabletnya membaca satu persatu email.

Azzam sibuk dengan buku yang ia baca karena hari ini ia libur bekerja, meskipun begitu ia harus bekerja keras esok hari karena ada beberapa hal yang harus diresmikan yaitu gedung yang selama ini ia tunggu.

"Sayang, aku ke umi bentar ya. Katanya kamu di bikinin bubur ayam. Aku ambili dulu" Azzam berpamitan lalu pergi ke luar, ia memilih berjalan kaki menikmati suasana pondok yang tenang karena para santri sudah pergi ke madrasah.

Ia memandang gedung-gedung disebelah Utara tempat bangunan madrasah, dan gedung selatan tempat asrama dan fasilitas seperti lapangan, kolam renang dan tempat laundry.

Tak hayal banyak santri berlalu lalang melewati ndalemnya karena itu jalan yang dilewati setelah dari madrasah.

"Umi, Azzam mau ngambil bubur" azzam melepas alas kakinya lalu berjalan sopan ke dalam ndalem.

"Nggih le, bentar umi siapin. Tunggu disana" suara uminya dari dapur terdengar.

"Abi pripun? Mendingan bi?" Azzam bertanya pada abinya yang duduk santai di sofa.

"Alhamdulillah mendingan, udah nggak kerasa sakit sama sekali. Malah umimu yang tidak percaya masih larang abi ini itu," sindir abinya pada uminya yang baru saja datang membawa Tupperware sedang berisi bubur.

Azzam tertawa kecil. "Namanya juga khawatir ya umi, apa salahnya?"

"Bener itu le, diperhatikan tidak mau Abi mu itu"

"Yaudah Azzam balik dulu," Azzam segera beranjak dari sofa lalu segera mengantarkan bubur pada zelmira agar segera di makan.

"Sayang?" Azzam celingak-celinguk mencari zelmira, di ruang tamu maupun kamar pun tidak ada. Apakah ada di taman belakang?

"Aaaa" teriakan dari zafran terdengar, rupanya mereka sedang bermain bola warna warni di taman belakang.

Zafran meraih bola bola kecil yang menggelinding di rerumputan, Azzam membantu mengambilkan dan mencium zafran gemas.

"Ayo ke dalam sayang, panas" Azzam menggendong zafran di pelukannya, zelmira menyusul di belakangnya lalu berlalu ke dapur memeriksa bubur yang dimasakan mertuanya.

"Mbak?"

"Dalem Ning?" Mbak putri menghampiri zelmira, takut ada apa-apa yang terjadi padanya.

"Ayo makan bareng, sini." Omongan zelmira tidak dapat di bantah, mbak putri menurut saja ketika zelmira memberikan porsi yang cukup banyak di piringnya.

"Kebanyakan Ning,"

"Udah abisin aja. Mbak gimana akhir-akhir ini? Zahra masih ada?" Zelmira memelankan suaranya.

"Masih Ning, kemarin juga saya ketemu di ndalem utama lagi jengukin pak kyai" lanjut mbak putri.

"Ooh, mbak Dina kok belum balik ya. Saya tiba-tiba pengen es pisang ijo" zelmira membayangkan es yang menyegarkan itu.

"Bikin aja Ning? Ada bahannya kayanya, kebetulan saya bisa"

"Yaudah boleh deh, aku tungguin di ruang tengah ya mbak sambil momong zaf"

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang