27. tawaran

1.4K 39 3
                                    

"ningg!!!"

Zelmira terlonjak kaget, melihat mbak azza yang berlari mendekatinya setelah selesai kajian fikih wanita, tak hanya azza saja tapi rombongannya juga ikut berlari ke arahnya.

"Ning baik-baik aja? Aku khawatir banget loh" mbak fida bicara dengan ngos-ngosan.

"Nggak usah khawatir mbak, Alhamdulillah semua sudah membaik dan terungkap kok" zelmira tersenyum simpul melihat teman-temannya lega.

"Maaf ya nggak bisa lama-lama, ini mas azzam udah telfonin dari tadi nunggu di parkiran. Next time ayo ketemu ya! Banyak aku mau ceritain sama kalian" zelmira memeluk temannya satu persatu, sebenarnya berat meninggalkan mereka, ia sangat ingin berbagi cerita.

"Gimana lancar?" Pria dengan senyum menawan itu menyambut ketika zelmira membuka pintu mobil.

"Alhamdulillah lancar kok,"

"Mau mampir kemana sayang? Mall dulu ta?" Azzam bertanya di sela-sela menyetir.

"Mboten, mau pulang aja. Kangen zafran tauu" zelmira agak mengerucutkan bibirnya, jujur saja ia semakin sibuk dengan pekerjaan, kadang kala sehari penuh ia tidak bertemu dengan anak laki-lakinya itu.

"Aku dari pagi q-time sama zafran, dia happy banget aku ajak ke time zone" azzam berkata santai sembari membelokkan mobilnya ke garasi ndalem.

"Mas? Zafran masih kecil loh masa kamu ajak ke time zone sih" zelmira memandang azzam heran.

"Dia happy"

"Kamu yang happy kali, orang kamu gede-gede gini suka main di time zone"

Azzan tertawa kecil membenarkan ucapan istrinya barusan.

"Ba-ba" celoteh zafran melihat sang baba dan bundanya menghampirinya di ruang tengah.

"Iya baby???" Azzam mengambil alih lalu mengendong zafran mencium pipi gembulnya lalu berjalan ke arah kamar.

"Mana burungnya? Itu ya terbang" azzam berdiri dijendela kamar, zafran juga excited melihat burung yang berterbangan diluar, tak lama rengekan keras terdengar.

"Sini aku ASI in dulu mas," zelmira meminta agar azzam menyerahkan zafran padanya, tampaknya zafran mengantuk dan ingin susu.

"Siapa? Aku?" Azzam sok tidak tau, senang saja melihat istrinya ngomel.

"Apaan sih orang aku mau ngeasi in zafran" zelmira terdengar kesal.

Azzam menoel hidung bangir istrinya. "Iya jangan marah gitu dong, aku mau ke kantor pondok dulu ya? Ada rapat bulanan"

"Iyaa"

"Mas?" Azzam menghentikan langkahnya menoleh menatap istrinya di ranjang.

"Dalem?" Azzam menaikkan kedua alisnya.

"I love you"

Azzam terkekeh di tempat ia berdiri, tidak berekspetasi jika istrinya berkata seperti itu.

"Too sayang muach"

Suasana siang di taman belakang nampak ramai, sebab mbak azza, fida dan yang lain memutuskan untuk datang sekaligus sowan karena akan segera menikah.

Azzam memperhatikan para wanita yang nampak sibuk membuat rujak buah mangga asam yang entah dari mana, ia menggeleng pelan seraya menimang zafran di gendongannya.

"Nak, kamu pindah saja zafran ke kasur tangan kamu gak capek ta?" Umi menyuruh azzam yang daritadi masih nimang, azzam menurut dan berlalu ke kamar untuk menidurkan zafran ke box bayinya yang nampaknya sudah agak kekecilan, ia harus mulai berbelanja lagi.

Gus AzzamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang